Senin, 15 April 2013

DOA



Khotbah Remaja 14 April 2013
Tema : “DOA” (Matius 6:5-8; 7:7-11)

-KHOTBAH-
Penjelasan Tema : “DOA”

Berbicara tentang doa à doa bukan hal yang asing di telinga kita. Sejak kecil kita diajarkan cara berdoa oleh orang tua, guru kita, atau Guru Sekolah Minggu kita. Sejak kecil kita berdoa kepada Tuhan. Bahkan sebelum memulai dan mengakhiri setiap aktivitas kita, mulai pagi sampai malam, kita juga berdoa.

Jadi, doa bukanlah hal yang asing lagi telinga kita.
Hanya saja pertanyaannya, sudahkah doa menjadi kebutuhan utama kita?

Ilustrasi :             
Konon, ada seorang petapa yang sangat terkenal akan kesalehannya. Ia berdoa 6 kali sehari. Ia berpuasa hampir setiap hari.

Suatu kali ia berdoa kepada Tuhan. Lalu dalam doanya Tuhan berkata kepadanya, “Hai, Petapa… Aku tahu bahwa engkau hidup dengan saleh. Namun, aku hendak menunjukkan seorang yang lebih saleh dari dirimu.”

“Aku tidak percaya Tuhan, masa ada yang lebih saleh dari aku?” Protes si petapa. “Kalau tidak percaya, pergilah kamu ke kota A, maka kamu akan menemukan seorang yang lebih saleh darimu,” ungkap Tuhan.

Keesokan harinya petapa ini pun pergi ke kota A dan akhirnya atas petunjuk Tuhan, sampailah ia di sebuah rumah gubuk. Ketika ia masuk, ia menjumpai sang pemilik rumah yang adalah seorang petani. Dalam hati ia protes, “Masa petani ini lebih saleh dari aku?”

Akhirnya malam pun tiba. Petapa itu bermalam dan tidur sekamar dengan petani itu. Sebelum tidur, sang petani  berdoa kepada Tuhan. Keesokan harinya, mereka pun bangun. Sebelum petani ini beranjak dari tempat tidurnya, ia kembali berdoa kepada Tuhan. Lalu pergilah ia ke sawah dengan membawa cangkulnya.
Petapa ini protes kepada Tuhan, “Tuhan, apakah Engkau yakin kalau petani ini lebih saleh dari aku? Ia hanya berdoa dua kali sehari. Sementara aku, berdoa enam kali sehari, bahkan setiap hari aku berpuasa.” “

Kalau kamu masih belum yakin, aku meminta kamu melakukan sesuatu. Esok pagi, kamu harus mengelilingi kota ini. Kamu harus membawa gelas. Isilah gelas itu dengan air sampai penuh. Syaratnya, tidak boleh setetes air jatuh dari gelas itu ke tanah.”

Akhirnya, sang petapa mengelilingi kota A dari pagi sampai petang hari. Ia berhasil, tidak ada setetes air yang jatuh. Ia pun berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku berhasil. Terbukti kan kalau aku ini lebih saleh dari petani itu.”

Tuhan bertanya, “Hai petapa, aku hendak bertanya. Ketika engkau mengelilingi kota ini, seberapa seringkah engkau mengingat Aku?” Tanya Tuhan. “Maaf Tuhan, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Aku berkonsentrasi agar tidak ada setetes air yang tumpah sehingga Aku tidak mengingatmu seharian,” ucap sang Petapa.
“Lihatlah sang petani itu, dalam kesibukannya ia mengingat aku meskipun hanya dua kali. Namun, dalam kesibukanmu, engkau tidak mengingat Aku.”

Melalui ilustrasi ini, mari kita membayangkan jika Tuhan bertanya kepada kita, “Remaja Citra 1, dalam kesibukan belajarmu seberapa seringkah kalian mengingat Aku?” Apakah jawab kalian…?

Persoalan yang terjadi:
-          Kita berdoa/ingat Tuhan : kalau punya masalah, lagi mau ujian... (remaja citra unik à ujian gereja malah sepi, padahal ‘harusnya rame’ J
-          Kita berdoa/ingat Tuhan : lagi putus cinta à kalau dia jodoh saya, dekatkanlah; kalau bukan jodoh ‘gimana caranya supaya jadi jodoh’
-          Kita berdoa : kalau sedih, kecewa, galau, punya persoalan. Sementara kalau senang heppy dll LUPA... ‘Boro-boro inget Tuhan’. Mikirinnya siapa? DIRI SENDIRI.
Pada point pertama  kita belajar :
DOA = KEBUTUHAN.
DOA = NAFAS HIDUP.
DALAM DOA  = KOMUNIKASI.

Bayangkan kalau kita sama sekali tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan orang lain, betapa menderitanya kita. Di Afrika, konon ada sebuah suku yang melaksanakan hukuman mati bagi warganya dengan cara mengusir dan mengucilkan ia dari komunitasnya. Tidak seorangpun boleh melakukan kontak dengannya. Apa yang terjadi? Si terhukum akan merana sendiri dan mati kesepian.

Jadi, doa bukanlah kewajiban, panggilan atau undangan. Doa merupakan kebutuhan kita. seperti kita membutuhkan udara untuk hidup jasmani, begitu juga kita membutuhkan doa untuk hidup rohani. Tidak salah jika doa disebut juga sebagai nafas orang kristiani. Tanpa napas, tubuh jasmani kita mati. Bandingkan masa seseorang bertahan untuk tidak napas (6-7 menit mungkin masih kuat, tapi menit ke-8 : PINGSAN bahkan bisa MATI)

 Tanpa doa, tubuh rohani kita kering dan mati. Maka, jika kita merasa hidup ini hampa, kosong, tidak bergairah, jangan-jangan kita memang kurang berdoa.

Apa tandanya doa menjadi kebutuhan kita…?? kalau tidak berdoa ada yang kurang… (Indonesia: Perut nasi)

Oleh karena itu, doa adalah landasan hidup kita. doa bukanlah jalan terakhir. Doa harus menjadi yang pertama dan utama, langkah awal ketika kita hendak memulai sesuatu di mana pun dan kapan pun. Jadi keliru kalau kita baru ingat berdoa hanya selagi butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha lain-lain tidak berhasil.






Kedua, SETELAH TAU MAKNA DOA : BELAJAR PULA à SIKAP BERDOA
How? Bagaimana?

*Doa bukan pamer kesalehan! Sesuatu yang dilakukan supaya dilihat orang.
-          Bnd. Matius 6 : kehidupan doa di Yahudi. (orang Farisi : sebenarnya positif à berdoa 5x sehari, sebelum dan sesudah matahari terbenam, pk. 09.00, 12.00, dan 15.00) namun menjadi tidak positif ketika itu dipamerkan/show off. Ada kecenderungan : berdiri, tangan terentang ke atas, kepala tunduk, pergeseran tujuan : SUPAYA DILIHAT ORANG. DIPANDANG SALEH.Bahkan dituliskan pada jam-jam tertentu mereka sengaja berada di keramaian supaya dilihat orang.
-          Inilah yang ditegur oleh Yesus dalam bacaan ini.
-          Teguran Yesus : jangan berdoa seperti orang munafik. Berdiri di rumah ibadah dan tikungan jalan raya , dng tujuan supaya dilihat orang.
-          Nasihat Yesus à berdoa à masuk kamar; tutup pintu, berarti à DOA = HARUS FOKUS, DOA = MENJALIN RELASI.

*Doa bukanlah mantra.
-          FT : doa bukan sesuatu yang bertele-tele.
-          Kondisi bangsa Yahudi kala itu : hidup nersama bangsa-bangsa lain yang memiliki kebiasaan berdoa berpanjang-panjang kata, tujuannya : supaya doa mereka dikabulkan oleh sesembahan mereka.
-          Jadi doa lebih mirip dng mantra.
-          Yesus memperingatkan : ayat 7 ‘jangan bertele-tele kalau berdoa’
-          Doa yang bertele-tele “bukan doa yang panjang”, tetapi doa yang sengaja dipanjang-panjangkan, kata-katanya diulang-ulang dengan maksud merayu atau mengendalikan Tuhan supaya mengabulkan doanya.
-          Doa : penyerahan dan keyakinan bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik daripada diri kita sendiri. (ditujukan kepada Allah, memuliakan Allah)


*Doa bukan pemaksaan kehendak kita kepada Tuhan
- ‘jadilah kehendak-Mu’ INGAT!
- ay 7-11 “salah kaprah, kelirumologi’ à kita mengartikan semua pasti terkabul
- ayat-ayat itu saling terkait, tidak dipisahkan dengan ayat selanjutnya
- ay. 11b ‘yang baik bagi kita yang memintanya’

PENTING :
‘yang baik’ = belum tentu KITA INGINKAN.

William Barclay : SEMUA DOA PASTI DIJAWAB
-          IYA (langsung)
-          TUNGGU
-          TIDAK (Cuma 3)

Ada yang ke-4 “IYA, TAPI BEDA” à MINTA A, DIKASIH B.

Intinya “Tuhan kasih yang THE BEST”, jangan menyerah, tetap ‘do the best aja!

Suatu kali ada seorang peneliti melakukan percobaan terhadap ikan. Peneliti ini mau melihat apakah ikan itu mudah menyerah atau tidak.

Akhirnya peneliti itu mengeluarkan sebuah aquarium lalu di tengah aquarium diberi kaca pembatas. Sehingga ada 2 ruangan dalam aquarium itu. Nah, akhirnya aquarium diisi air. di sisi yang satu di masukkan seekor ikan besar yang sudah 1 hari tidak dikasih makan. Dan di sisi yang satu dimasukkan ikan-ikan kecil yang biasa menjadi santapan ikan besar.

Apa yang terjadi?

Ikan besar itu berusaha melahap ikan2 kecil.
Tapi bisa gak yah?
Gak bisa karena ada kaca pembatas.
Sehingga setiap kali mau melahap, maka ikan ini kepentok kaca pembatas.
Terus ia berusaha…tapi kepentok terus..
Akhirnya ikan itu menyerah..

Nah percobaan kedua,
Kaca pembatas itu diangkat sehingga apa yang terjadi, ikan-ikan kecil itu berenang bebas bahkan mendekati mulut ikan besar.
Pertanyaannya, apakah ikan besar tersebut melahap ikan kecil?
Tidak!!!
Karena dalam bayangannya pasti gagal lagi…
Pasti mulutnya kepentok lagi…

Nah, anak-anak… ikan tadi mengalami kegagalan
tetapi ia malah menyerah padahal ada kesempatan yang baik.

Bagaiman dng kita?
Apakah kita anak2  Tuhan yang mudah menyerah?
Ya sudah deh, gak usah belajar matematik. Toh juga kalau ulangan dapet 5 terus… mendingan gak usah belajar….
Nah, adik-adik… Tuhan tidak suka kalau kita mudah menyerah…
               
Di dalam usaha yang kita lakukan pasti Tuhan akan berkati dan memberikan jalan keluar. Perjuangan di dalam Tuhan tidak akan sia2…

RANGKUM PEMBELAJARAN :
1.      DOA = KEBUTUHAN
2.      SIKAP DOA :
-          Doa bukan pamer kesalehan!
-          Doa bukan mantera
-          Doa bukan pemaksaan kehendak
-          Doa dibarengi dengan upaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar