Sabtu, 28 Mei 2011

Malam Puji dan Doa (GKI Perniagaan) - Kamis 12 Mei 2011

Malam Puji dan Doa
GKI Perniagaan

“Imamat Rajani” (I Petrus 2:4-9)
R.e.n.u.n.g.a.n

“Adakah di antara kita yang masih mengingat peristiwa pemilihan Barrack Obama menjadi presiden AS”? apa yang kita bayangkan? pasti bayangan kita kembali mengingat SUATU KEADAAN YANG RAMAI… DIBANJIRI RIBUAN BAHKAN RATUSAN RIBU WARGA… DISAKSIKAN PULA JUTAAN PENONTON… karena disiarkan pula ke seluruh belahan dunia.. ada pula teriakan dukungan dan semangat yang diberikan kepada Obama kala itu.
Tak dapat dipungkiri, Peristiwa pemilihan Barrack Obama menjadi Presiden AS ke-44 menggantikan George Walker Bush adalah sebuah peristiwa monumental bagi kehidupan warga AS. Betul? Mengapa? Karena Obama hadir menjadi calon presiden yang bertekad melakukan sebuah perubahan.. tentunya ke arah yang lebih baik…
Menarik : dalam salah satu kampanye dan pidatonya, Obama menyatakan jika ia terpilih menjadi pemimpin Negara, ia bertekad akan melakukan begitu banyak hal à pemotongan pengeluaran negara sebanyak puluhan milyar dolar, menghentikan investasi terhadap sistem pertahanan misil yang "tak terbukti", berusaha menghapus seluruh senjata nuklir, dan upaya-upaya lain yang tentu saja mengarah pada pembangunan Negara Amerika yang dicintainya!
Apalagi yang menjadi reason/alasan Obama terpilih? Ternyata Obama adalah seorang calon presiden yang berkulit hitam. Ini menjadi sebuah gebrakan yang luar biasa karena di AS posisi orang yang berkulit hitam masih kurang dipandang dan kurang mendapat tempat dibandingkan orang berkulit putih. Namun kalau kita menyimak, luar biasa dukungan yang diberikan kepada Obama.
Tidak hanya itu, sosok pria dengan motto “Yes We Can” ini akhirnya aterpilih menjadi presiden AS karena ia memiliki latar belakang pendidikan yang amat baik.
Tidak diragukan, Obama adalah sosok yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi. Terbukti, Obama merupakan lulusan Sekolah Hukum Universitas Harvard yang ternama, dengan hasil yang begitu mencengangkan yaitu magna cum laude Juris Doctor (J.D.). Ia sempat menjadi editor Harvard Law Review, presiden Law Review, sebuah posisi sukarela penuh waktu yang berguna sebagai pimpinan editor dan pemantau 80 editor Law Review.
Inilah beberapa alasan yang mungkin diperhitungkan dalam proses pemilihan Presiden dalam diri Barrack Obama, tentu masih banyak alasan lainnya, ini hanya segelintir saja! Namun semuanya sungguh menimbulkan decak kagum bagi kita yang menyaksikannya.
------------------------------------------------***------------------------------------------------
Saudara, seperti halnya Barrack Obama, menjadi orang yang terpilih tentu adalah idaman setiap kita. Ketika kita dipilih berarti ada kepercayaan yang diberikan kepada kita, untuk kemudian kita laksanakan dan pertanggungjawabkan.
Dipilih menjadi Presiden, kita dipercayakan untuk memimpin Negara, pemerintahan, dengan sikon (situasi dan kondisi) yang ada di dalamnya (bukan tidak mungkin perlu dibenahi, dan tugas itu tidak ringan), misalnya lagi ketika kita dipilih menjadi Penatua di gereja, itu berarti kita diberikan kepercayaan dan tanggung jawab dalam tugas kemajelisan bersama dengan rekan-rekan terpilih, demikian pula ketika dipilih menjadi Panitia misalnya Panitia Hari Raya Gerejawi (NAPAS = NATAL, PASKAH), kita pun diberikan tugas dan kepercayaan untuk menyusun agenda kerja yang harus bisa kita pertanggungjawabkan! DIPILIH BERARTI KITA DIPERCAYAKAN UNTUK MENGEMBAN SUATU TUGAS MULIA DI DALAMNYA.      
Tema kita hari ini juga berbicara tentang “konsep pemilihan”, dan dalam hal ini mengarah pada “pemilihan kita sebagai umat Tuhan” atau meminjam tema hari ini “Imamat Rajani” seperti dituliskan dalam I Petrus 2 secara khusus pada ayatnya yang ke-9 yang menyatakan: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih imamat yang rajani, bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu menceritakan perbuatan–perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.”

Uraian Teks
Teks ini merupakan kutipan dari Kitab Keluaran 19:5-6. Dalam keluaran 19 disebutkan “Allah berkata kepada orang Israel melalui Musa”, “kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus”.
Bangsa Israel dipilih Allah untuk menjadi umat-Nya. Umat Israel dalam PL disebut sebagai Qahal Yahweh (umat Tuhan). Ketika Allah menampakkan diri di Gunung Sinai, hari itu disebut sebagai hari perkumpulan jemaat, ada perjanjian yang Allah adakan dengan umat Israel dan melalui perjanjian itu, umat Israel memliki dasar hidup sebagai bangsa bahkan sebagai umat Allah.
Allah sendiri yang memilih mereka, dan dasar Allah memilih bangsa Israel adalah karena anugerah dan rahmat Allah semata. Ulangan 7:6-7 menjadi penegas hal ini. (6) Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya (7) Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu—bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? —(8) tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
Melalui kitab keluaran 19 tadi, kita melihat bagaimana Israel disebut sebagai bangsa yang kudus, yang berarti mereka “dipisahkan/ dikhususkan bagi Allah”, dan mereka harus menaati perintah-perintah Allah.
Mereka pun disebut seperti para imam (kerajaan imam) yang berarti ada tugas dan tanggung jawab yang harus mereka kerjakan sebagai bentuk pelayanan kepada Allah.
Dalam Perjanjian Lama, imam-imam ini khusus dipilih dari suku Lewi (Bilangan 1:49-51, 3:5-13). Mereka bertugas untuk melayani peribadatan mula-mula di Kemah Suci, dan kemudian di Bait Allah di Yerusalem.

Berdasarkan tugasnya, para imam di Israel dapat dikelompokkan menjadi 3:
1.       Orang-orang Lewi yang bertugas mempersiapkan kurban-kurban dan membersihkan tempat kudus
2.       Para imam yang bertugas mempersembahkan kurban-kurban dan melakukan berbagai acara
3.       Imam besar yang bertanggung jawab atas tempat suci. Dialah satu-satunya yang boleh masuk ke ruang Maha Kudus, tempat kehadiran Allah (Kel 28:29). Itulah pemahamam imam dalam Perjanjian Lama.

Dapat disimpulkan secara singkat bahwa seorang imam adalah orang yang dipilih dan dipanggil untuk melayani Tuhan, dan memelihara juga menjamin hubungan dengan Allah di tempat ibadat yang suci (Kemah Suci dan Bait Allah).  Tugas seorang imam tidaklah mudah. Ada konsep pelayanan yang dilakukan olehnya.
Kalau ini kemudian dihubungkan dengan kehidupan kita, maka sebagai imamat am orang percaya, maka sesungguhnya kita juga dipilih dan dipanggil untuk mempersembahkan persembahan rohani yaitu seluruh hidup kita kepada Tuhan; memberikan yang terbaik, melayani Tuhan dengan segenap keberadaan diri kita.
Kata kedua yang tampak dalam tema kita selain imamat am orang percaya adalah tugas jabatan sebagai raja, apa artinya? Seorang raja umumnya dipahami sebagai seorang pemimpin, Tugas seorang raja berarti memimpin rakyat/ bangsanya, mengatur jalannya roda pemerintahan, bagaimana kehidupan bangsa itu terjalin, salah satu factor yang menentukan adalah dari kepemimpinan raja tersebut.
Kalau begitu, apa makna rajani yang ditulis merangkai kata imamat dalam I Petr 2? Artinya jelas bahwa sebagai umat terpilih, kita juga dipanggil untuk mampu memimpin diri sendiri dalam ketaatan dan kesetiaan untuk melakukan kehendak Allah. Itulah yang utama.
Melalui kedua pemahaman ini semakin jelas bahwa imamat rajani menunjuk kepada kita sekalian, umat Tuhan, yang dipilih dan dipanggil ke luar dari kegelapan dunia dan dibawa masuk ke dalam persekutuan dengan Allah… untuk apa? Firman Tuhan dalam I Petr 2 menuliskan “untuk menceritakan perbuatan – perbuatan yang besar dari Tuhan” inilah konsep ekklesia (gereja/igreja = Portugis), dari kata ek = keluar, dan kaleo = dipanggil.  

Namun yang menjadi pertanyaan adalah : sudahkah saudara menceritakan perbuatan –perbuatan yang besar dari Tuhan kepada orang di sekitar kita? tidak hanya dalam bentuk verbal, namun tindakan dan sikap kita itulah yang utama. Mari kita mengingat apa yang dituliskan oleh I Petr 2 ==> Kita dipercayakan sebagai imam-imam bukan hanya dalam pengertian menjadi orang Kristen secara KTP Saja, namun bersedia menjadi orang Kristen yang sungguh menceritakan karya kasih Tuhan kepada sesama di seki
tar kita !

Anugerah Allah tersebut dinyatakan melalui Yesus Kristus. Melalui kehidupan, karya keselamatan, kematian dan kebangkitan YK, Allah telah menetapkan umat pilihan baru. Umat pilihan yang percaya di dalam YK itulah yang disebut ekklesia yang berarti gereja/jemaat Allah. Barclay: “The great promises which God made to his people Israel are being fulfilled to the Church, the new Israel” (= Janji-janji yang besar yang dibuat oleh Allah kepada umatNya Israel digenapi pada Gereja, Israel yang baru) –

Oleh karenanya, sebagai umat yang menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, maka kita dipanggil untuk terus mendasarkan kehidupan kita di atas batu yang hidup yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jika kita perhatikan I Petr. 2:6, Tuhan Yesus disebutkan jelas sebagai batu yang terpilih dan batu penjuru. Disebut sebagai batu pilihan, karena Tuhan Yesus telah dipilih secara khusus oleh Allah. Dia telah ditentukan oleh Allah menjadi pondasi kehidupan dan keselamatan, sehingga orang yang percaya kepada-Nya akan sama seperti bangunan yang didirikan di atas batu, teguh dan kuat.

Dan karena Yesus adalah batu penjuru --> maka sebagai umat Tuhan, kita diingatkan senantiasa agar menjadikan-Nya dasar seluruh kehidupan kita. Ini berarti pusat dan arah kehidupan umat manusia khususnya umat Kristen adalah diri Tuhan Yesus Kristus, bukan yang lain.  
Pertanyaannya adalah bagaimana dengan hidup kita? hidup saudara dan saya? Apakah kita telah menjadikan Kristus yang utama dalam hidup kita? apakah kita telah mengarahkan hidup kita seutuhnya hanya kepada Dia, Sang Juruselamat kita? pertanyaan ini hanya dapat dijawab secara pribadi oleh setiap kita.

Tuhan menolong dan memberkati kita semua.
AMIN.

Materi Katekisasi - Alkitab

Intisari “Alkitab”

1.       Arti Al-Kitab
-          Al + Kitab = buku ‘di atas segala buku’
-          Ada banyak buku di dalamnya (sifatnya jamak)
-          Jumlah 66 Kitab
-          PL = 39 Kitab ; PB = 27 Kitab
-          PL = Kej – Maleakhi ; PB = Matius – Wahyu

2.       Sebagai “buku”, Alkitab ditulis / dikarang oleh penulis/pengarangnya.
-          Siapa pengarangnya? Sulit dan tidak dapat dipastikan
-          Seringkali disebut sebagai ‘pribadi’
-          Yang utama = Alkitab ditulis oleh penulis
-          Tujuan penulisan?

3.       Alkitab ditulis dengan memperhatikan:
a)      BUDAYA
b)      BAHASA ASLI
c)       ZAMAN
-          Dalam penulisan, ada kalimat-kalimat yang tidak/kurang dipahami, ini dimungkinkan terjadi karena manusia terbatas.
-          Pekerjaan manusia yang terbatas dipakai oleh Allah menjadi luar biasa : ada peran hikmat Roh Allah di dalamnya

4.       Proses penyusunan Alkitab
-          Proses “Kanonisasi”
-          Kanon = buluh, ukuran, tolok ukur
-          Melalui  proses yang tidak singkat, namun beratus-ratus tahun lamanya
-          Terjadi dalam persidangan gereja-gereja di masa lampau
-          Kanon PL ditutup dengan Sidang di Jamnia tahun 100 M (39 Kitab)
-          Kanon PB ditutup pada tahun 397 dalam Konsili di Kartago (27 Kitab)

5.       Penggolongan kitab-kitab
Perjanjian Lama :
PENTATEUKH (diyakini ditulis oleh Musa), disebut juga Kitab Taurat = K-K-I-B-U
SEJARAH =
-          Sejarah Pertama
Yosua, Hakim-hakim, Rut, I&II Samuel, I&II Raja-raja  
-          Sejarah Kedua
I&II Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester
SASTRA (SYAIR/KEBIJAKSANAAN) = Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah,Kidung Agung
NUBUAT :
-          Nabi-nabi Besar
Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel
-          Nabi-nabi Kecil
Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai Zakharia, Maleakhi.
Perjanjian Baru
-          Injil: Matius, Markus, Lukas, Yohanes (Kisah Yesus Kristus: karya, pelayanannya   di dunia)
-          Sejarah : Kisah Para Rasul
-          Surat-surat Paulus:
a)      Surat-surat kepada jemaat:  Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, I&II Tesalonika,
b)      Surat-surat penggembalaan (berisi petunjuk bagaimana umat Tuhan digembalakan): I&II Timotius, Titus dan Filemon
-          Surat-surat umum: Ibrani, Yakobus, I & II Petrus, Yudas, dan surat I-III Yohanes
-          Kenabian : Wahyu Yohanes

6.       Bagaimana Alkitab berfungsi?
-          Mazmur 119:105 = Alkitab sebagai ‘pelita, terang, suluh’
-          “Menerangi” pikiran, hati, hidup kita.
-          Alkitab menjadi dasar normatif bagi kehidupan dan tingkah laku
-          II Tim 3:15-16
a)      Mengajar (kebenaran Yesus Kristus)
b)      Menyatakan kesalahan
c)       Memperbaiki kelakuan
d)      Mendidik orang dalam  kebenaran
e)      Memberi hikmat

7.       Alkitab adalah Firman Allah
-          Alkitab berisikan karya keselamatan Allah pada manusia
-          Tidak diturunkan langsung dari ‘atas’ (Sorga)
-          “beda” dengan pemahaman kaum Muslimin (Al-quran diwahyukan langsung dari Allah melalui Nabi Muhammad)
-          Alkitab mengalami proses penulisan, ada ‘editor’, mengapa? tiap tulisan ditulis pada zamannya, belum ada percetakan, ditulis di PAPIRUS (semacam kertas tulis kuno yang terbuat dari lembaran-lembaran daun tumbuh-tumbuhan semacam pohon palem), UNSIAL (Kulit Binatang, bentuknya berupa gulungan, sifatnya lebih tahan lama dibandingkan bahan dari Papirus), MINUSKEL (cara penulisan dengan memakai huruf-huruf kecil saja, dan ditulis secara bersambung, memakai huruf miring).
-          Alkitab terbuka untuk diteliti dan dikritisi (dari segi penulisan)
-          Pandangan terhadap Alkitab : meyakini bahwa Alkitab adalah BUKU IMAN. Tidak dapat disejajarkan dengan buku-buku lain (dari sudut pengetahuan).
-          Cara membaca Alkitab : tidak sama dengan membaca buku resep, buku pengetahuan, novel, majalah, atau koran à sebelum membaca Alkitab : berdoa kepada Tuhan agar menerangi kita dengan Roh Kudus-Nya.