Ibadah Syukur Rumah Baru
Adakah
diantara kita yang ingat dengan sebuah binatang bernama KLOMANG /Umang-umang ? KLOMANG è merupakan
sejenis kepiting (tetapi bukan kepiting sungguhan) yang memiliki rumah seperti
siput. Hewan ini terkadang ada diperjual
belikan, teristimewa di sekolah-sekolah dasar karena banyak anak anak yang
menyenanginya.
Hermit crab atau yang disebut kelomang, umang, keong dalam bahasa daerah Indonesia, merupakan binatang sejenis kepiting. Hermit crab termasuk invertebrate, hewan tidak bertulang belakang.
Berdasarkan tempat tinggalnya di alam, ada 2 macam hermit crab, yaitu Land hermit crab yang tinggal di darat, dipesisir pantai sampai ke hutan terdekat dan hanya ke laut untuk bertelur dan Marine hermit crab yang hidup dalam air laut.
Menurut ensiklopedia Columbia edisi ke enam tahun 2007, umang-umang termasuk filum arthropoda, subfilum crustacea, dan ordo dekapoda.
Hewan ini memiliki bagian perut
berbentuk panjang, melingkar seperti spiral, lembut, serta ujung perutnya
berbentuk seperti kait yang asimetrik.bagian perut ini terlindung dalam
cangkangnya yang berbentuk seperti rumah siput.
Kelomang darat hidup di batu karang di pinggir pantai, mengubur diri di pasir, di pohon-pohon atau bahkan bisa sampai jauh ke dalam pepohonan di darat. Umumnya aktif di waktu malam hari (nocturnal) dan bersembunyi di siang hari.
Kelomang darat hidup di batu karang di pinggir pantai, mengubur diri di pasir, di pohon-pohon atau bahkan bisa sampai jauh ke dalam pepohonan di darat. Umumnya aktif di waktu malam hari (nocturnal) dan bersembunyi di siang hari.
Sedangkan kelomang laut bisa
ditemukan di karang-karang di dalam laut, di dasar laut, jika kita snorkeling/
menyelam.
Apa yang menarik dari
umang-umang?
1) Hewan ini senang memanjat, oleh sebab itu, ketinggian kandang perlu diperhitungkan,
atau bagian atas kandang ditutup dengan kawat kasa yang unitnya berukuran 0,5
cm x 0,5 cm atau 1,0cm x 1,0cm. Bahan pengisi alas kandang bisa dari pasir
halus yang berwarna putih (biasanya pasir pantai) Bahan alas kandang perlu
ditambahkan zat kapur yang berupa kalsium karbonat yang bisa didapatkan dari
tulang sejenis cumi cumi (Sepia sp.).
2) Makanan dan minuman umang-umang
tidak sembarangan! Jangan memberi daging mentah/
makanan dalam bentuk daging utuh pada umang-umang, karena daging mudah berbau,
buah-buahan seperti semangka, apel, mangga, labu, atau buah mentimun bisa
digunakan sebagai pakannya. Jangan memberikan air minum yang mengandung klorin
(air kran, air dari kolam renang, dan air yang telah mengalami proses) pada
umang-umang, air hujan yang sudah ditampung langsung, atau air sungai/ mata
air/ air dari tanah adalah baik untuk mereka.
Gunakan tempat air yang tidak terbuat dari logam, akan lebih baik jika menggunakan kulit kerang/ lokan, tetapi sering tumpah, atau gunakan tempat yang bagian bawahnya lebih lebar dari atasnya, agar air tidak tumpah.
3) Umang-umang merupakan hewan yang senang hidup mengelompok
(gossip??), hewan ini memiliki ”kesetiakawanan sosial” yang tinggi, pastikan
kita memiliki minimal 3 ekor.
4) Kelomang termasuk
pemakan segala (Omnivora), jadi bisa makan ikan/udang atau juga daun
daunan. Jika dipelihara di rumah, kelomang darat, bisa diberi kelapa, wortel,
sayur hijau, buah buahan, udang kering, sampai makanan ikan atau kura-kura.
Disamping makan, kelomang juga minum, jadi perlu disediakan air tawar juga.
Sediakan juga air laut, karena mereka juga senang berendam dan minum air laut.
Air ini juga berguna supaya mereka bisa membasahi insang dan perut. Kelomang
laut makan ikan, udang, plankton di dalam laut. Jika dipelihara dalam aquarium
bisa diberikan potongan ikan atau udang dan dengan capitnya mereka akan
menyambut makanan yang kita berikan dengan antusias.
Dari begitu
banyak hal menarik dari umang-umang, ada sebuah hal yang juga bisa menjadi
pengetahuan bagi kita. Kelomang suka berganti ganti rumah
sampai mereka merasa cocok. Sediakan selalu shell shell baru dalam
berbagai ukuran. Kelomang dapat menyukai shell yang sedang dipakai kelomang
lain. Ia akan menarik kelomang lain tersebut keluar dari shell yang disukainya
untuk kemudian dipakai.
Menemukan kecocokan, kenyamanan,
di tempat yang baru. Inilah yang dilakukan oleh umang-umang/klomang. Tentu
ketika pindah kelomang tidak sembarang pindah, namun menemukan “sesuatu” di
tempatnya yang baru, tanpa meninggalkan apa yang telah dilalui di tempatnya
yang lama.
Penerapan:
Seperti halnya umang kita pun
kerapkali berada pada sebuah situasi demikian. Berpindah, mencari sesuatu yang
baru, yang kita pandang baik dan membangun kehidupan kita baik secara pribadi
maupun komunal bersama keluarga, ataupun
orang di sekitar kita.
Inilah yang dirasakan dan
dialami oleh keluarga di tempat ini. Saat ini keluarga hendak bersyukur untuk
karya pemeliharaan Tuhan, kebaikan Tuhan sehingga keluarga dapat menempati
rumah yang baru di sini.
Tentu ada “sesuatu” yang dirasakan
di tempat yang baru ini, yang akhirnya membuat keluarga memutuskan untuk pindah
kesini.
Kalau boleh tahu, mengapa
memilihnya ke daerah sini? apa “sesuatu” yang membuat keluarga memutuskan
pindahnya kesini –diskusi—
Rangkum:
Ada kebahagiaan, ada sukacita,
ada kegembiraan, ada ketenangan dan kedamaian yang ditemukan oleh keluarga
disini. Ini menjadi sebuah hal yang amat positif. Baik. Untuk kehidupan ke
depannya.
Tentu, kendati sudah pindah ke
sini, dukungan dan aktivitas pelayanan keluarga bersama kita khususnya di
pengembangan wilayah 8 tidak terputus. Masih tetap berlangsung.
Karena kalau kembali berkaca pada
kisah umang, umang suka berpindah, namun tidak meninggalkan apa yang telah
dilalui di tempatnya yang lama. Ada kenangan dan kebersamaan yang terus melekat
dan menjadi bagian hidupnya.
Menempati rumah baru, itulah
kebahagiaan keluarga di tempat ini. itulah ungkapan syukur keluarga. bagaimana
kehidupan yang dibangun ke depan di rumah ini, itulah yang terutama.
Bagaimana membangun “home”nya,
dibandingkan “house-nya” itulah yang terutama. Fisik mungkin boleh
sederhana, tidak besar, tidak mewah, atau sebaliknya boleh saja besar, mewah,
namun yang lebih penting….yang lebih utama…. adalah bagaimana kita membangun hubungan, relasi,
aktivitas, spiritualitas, hidup rohani, dan begitu banyak perencanaan lain di
rumah tersebut.
Dalam bahasa Jawa, ada pengertian yang bersifat filosofis
yang tentunya menarik jika berbicara tentang arti rumah. Rumah berasal dari
kata om
dan mah
(Sunda = imah). Om artinya = langit, menghadap ke bawah, sifatnya laki-laki.
Sedangkan mah = bumi, menghadap ke
bawah, sifatnya perempuan. Sehingga dapat dituliskan didefinisikan bahwa rumah adalah tempat perjumpaan antara
laki-laki dan perempuan dalam cinta. Laki-laki dan perempuan yang
membangun keluarga disebut emah-emah,
hubungan di antara keduanya disebut semah.
Dari penjelasan yang barusan saya ungkapkan ini sungguh
kita dapat semakin dibukakan untuk melihat bagaimana suasana rumah, fungsi
rumah bagi keluarga amatlah penting bagi kehidupan kita.
Selain sebagai tempat kita berteduh, tempat kita
beristirahat dari segudang aktivitas yang kita jalani setiap hari, ternyata ada
fungsi rumah yang tidak dapat diabaikan oleh kita yaitu rumah adalah tempat kita hidup dalam sebuah komunitas
keluarga à
bersama dengan orangtua (bagi yang masih tinggal bersama orangtua), dengan
pasangan, anak/anak-anak, bahkan juga dengan sanak saudara… di rumah à aktivitas, bercerita, sharing bersama
keluarga, dan segala kegiatan lainnya terlaksana. Ini menjadi hal utama yang
tidak bisa tidak penting untuk kita perhatikan yaitu FUNGSI RUMAH.
Oleh karena itu dasar dan landasan yang ada dalam rumah
tersebut juga harus kokoh dan kuat à kalau begitu apakah landasan yang digunakan dalam
kehidupan di rumah/keluarga kita? Jawabannya diungkapkan jelas dari Firman
Tuhan dalam Mazmur 127:1
bagian Firman Tuhan yang sudah amat sering kita baca bahkan mungkin ayat ini
sudah kita hafal.
Firman Tuhan menuliskan jelas bahwa sebagai keluarga Tuhan,
kita diajak dan senantiasa diingatkan untuk melandasi hidup keluarga di rumah
ini dengan terus bersandar pada Tuhan à Membiarkan Tuhan yang menjadi sentral dalam hidup
berumah tangga kita. Karena apa? Karena jika
bukan Tuhan yang menjadi pijakan atau dasar di dalam kehidupan rumah dan
keluarga, maka sesungguhnya itu tidak bermakna apa-apa.
Keluarga yang melandasi hidup rumah tangganya dengan
pijakan Tuhan akan melakukan segala aktivitas, pelayanan, kebersamaan,
komunikasi, yang tentunya AMAT BAIK. Karena menyadari sungguh ada Tuhan yang
bersama dengan keluarga.
Manakala mungkin terjadi perbedaan (pendapat, pemahaman,
kesenangan), dapat diselaraskan tanpa menjadi konflik yang berkepanjangan.
Itulah keluarga yang menjadikan Tuhan sebagai pijakan mereka. Terdengar begitu
ideal, indah, dan memang demikian yang mestinya terjadi. kendati kita memandang
itu tidak mudah, namun harus terus diupayakan.
Relevansi
Hari ini keluarga di tempat ini hendak mengucap syukur atas
anugerah rumah/tempat tinggal yang boleh mereka diami. Tentu perasaan sukacita
terus dan terus mereka rasakan dan dibagikan bersama dengan kita, sebagai rekan
sepelayanan. Di rumah ini ada begitu banyak rencana yang telah disusun dan
dipersiapkan. Di rumah ini pula segala aktivitas akan berjalan. Namun bagaimana
kehidupan dalam keluarga ini dibangun ke depan itulah yang akan senantiasa kita
doakan bersama. Kiranya keluarga senantiasa menjadikan Tuhan sebagai
dasar/pijakan dalam kehidupan keluarga yang dibangun. Homy/suasana yang nyaman,
yang menjadi dambaan dan harapan itu tetap menjadi yang utama.