KHOTBAH KEBAKTIAN Pemuda
GKI Citra I
26 September 2010
“Best of The Best”
§ DOA PELAYANAN FIRMAN
§ PEMBACAAN ALKITAB : Yosua 1:5-9
Tujuan:
1. Pemuda dapat memilih keputusan yang terbaik dari antara yang baik
2. Pemuda diajak untuk menyadari bahwa setiap keputusan yang diambil selalu memiliki konsekuensi
3. Pemuda diajak untuk peka terhadap petunjuk yang diberikan Tuhan sehingga dapat melibatkan Tuhan dalam setiap pengambilan keputusan
-Khotbah-
§ Hidup itu penuh dengan pilihan! Sepakat ya? apa-apa dalam hidup kita pasti memilih. Mulai dari kita kecil (anak-anak) kita diperhadapkan pada berbagai pilihan, masih ingat kita memilih apa? Memilih makan permen atau tidak ketika kita sakit gigi? Di Memilih mengikuti pesan orangtua atau tidak? Dulu suka diberi tahu jangan pegang pisau/gunting berbahaya! Tinggal kitanya mengikuti/menaati atau tidak? Kita sudah diajarkan memilih!
§ Semakin besar memasuki remaja kita semakin diperhadapkan pada beraneka pilihan yang sulit yang membentang di hadapan kita. Pilih sekolah yang kita minati! Kita memilih sesuai dengan apa yang kita minati, bukan orangtua kita. kita ingin masuk jurusan perhotelan ehh disuruh ke ekonomi/business… belum lagi setelah lulus kuliah kita juga memilih pekerjaan yang harus kita jalani untuk kehidupan kita… kita memilih! Dan terakhir ketika berbicara tentang pasangan hidup. Kita juga pasti diperhadapkan pilihan yang tidak mudah.
§ Bukankah kita “cerewet” waktu memilih siapa yang pantas menjadi suami atau isteri kita? Itu wajar, karena itu merupakan pilihan yang paling penting di dalam hidup kita. Kita tidak bisa bilang mau nikah sama siapa saja terserah. Asal ada yang mau… maka kita memutuskan mau… seperti trend zaman sekarang..ketemu via situs jejaring social, ngga berapa lama menikah… kalau menikah baik-baik…itu mungkin masih lebih baik.. tapi kalau sudah pake acara lari (seperti kisah yang terjadi beberapa waktu lalu, wanitanya kabur dengan teman chattingnya seorang pria yang ngga ketahuan rimbanya dari mana….), Wah dunia bisa kacau kalau kita punya pemikiran demikian. Perihal pasangan hidup, semua itu harus kita pilih dan kita memilihnya dengan bijaksana, dengan mengenal..mencari kecocokan…menemukan hal-hal yang kurang dari pasangan…kurang lebih semestinya seperti itu yaa…
§ Contoh-contoh yang saya utarakan berbicara tentang memilih. Karena sekali lagi saya katakan bahwa hidup tidak dapat dilepaskan dari memilih. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah memilih itu mudah? Dengan tegas kita harus mengatakan bahwa MEMILIH TIDAK MUDAH. Mengapa kita dapat katakan tidak mudah?
§ Answer: jawabannya satu! Karena ada resiko atau konsekuensi yang harus kita emban dan pertanggungjawabkan di dalamnya. Ketika menyiapkan khotbah ini saya ingat sebuah lagu dari Anang-Syahrini “Jangan memilih Aku”. Dalam salah satu syairnya mengatakan “Jangan memilih aku..jika kamu tidak setia..” ini berarti konsekuensi dia memilih adalah harus setia dalam membina sebuah hubungan (demikian kurang lebih penggambaran lagu itu)
§ Memilih ada konsekuensi. Ada pula pertimbangan yang harus kita pikirkan. Dan ini berarti memilih luar biasa sulit… ngga gampang… Kalau begitu pertanyaannya adalah “bagaimana kita harus memilih?” Ada dilemma dalam batin kita…banyak pertanyaan yang muncul dalam benak kita. apalagi jika di hadapan kita terbentang pilihan yang kita rasa semuanya baik…lalu bagaimana kita memilih yang the best dari pilihan-pilihan yang memang baik itu? saya mengajak kita belajar dari Firman Tuhan khususnya Yosua 1:5-9.
§ Apa kata Alkitab?
Untuk memahami bacaan ini kita diajak melihat latar belakangnya terlebih dahulu:
- Perikop ini mengisahkan tentang sosok seorang Yosua. Siapakah Yosua?
- Sejak ayat pertama kita menemukan sebuah penjelasan bahwa Yosua adalah pengganti Musa yang telah meninggal dunia.
- Ia diutus Allah untuk menuntun Bangsa Israel menuju tanah Perjanjian, melanjutkan perjalanannya. Tentu dalam perjalanan banyak hal yang akan dihadapi. Setuju ya? nah di sinilah Yosua dan tentu saja bangsa Israel diperhadapkan pada pilihan akan menempuh jalan yang mana? Bagaimana jika menghadapi pergumulan atau mungkin kesulitan dalam perjalanan tersebut? Menghadapi tantangan…godaan.hambatan…dll..
- Pada ayatnya yang ke 5-8 (yang menjadi fokus bacaan kita), diuraikan beberapa hal penting yang menarik untuk kita lihat, terkhusus ketika diperhadapkan pada pilihan-pilihan tersebut:
1. Perlunya kehati-hatian dalam memilih. Yosua sebagai pemimpin diingatkan akan hal ini. Penting : untuk punya kehati-hatian dalam memilih.
Demikian pula kita rekan-rekan pemuda. Ketika ada begitu banyak pilihan yang membentang di hadapan kita, maka kita mestinya berhati-hati…mempertimbangkan dengan baik setiap pilihan kita. kalau memilih A, apa yang akan terjadi. Konsekuensinya apa…. Demikian pula ketika memilih B, C, D, dst. Ambil gampangnya, jika kita memilih korupsi waktu misalnya saat jam kerja… istirahat durasi 1 jam..ehh karena tergiur teman, maka dilewatin stengah jam… pasti ada konsekuensinya bukan? Entahkah dikurangi uang makan, atau dapat catatan khusus, SP, dll…. Itu yang harus kita hadapi..dan kita harus siap di dalamnya.
2. Setelah berhati-hati, mempertimbangkan berbagai pilihan itu, maka penting bagi kita melandaskannya pada Firman Tuhan (7-8). Apa yang menjadi kehendak Allah di dalamnya. Itu yang utama.
Mungkin kita bertanya bagaimana kita mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita? Kehendak Allah dapat dimengerti.. dipahami.. dirasakan saat kita punya hubungan/relasi yang dekat dengan Allah. Relasi dapat terjadi ketika kita punya waktu terbaik, bukan waktu yang sisa untuk berhubungan dengan Allah, melalui doa, saat teduh, baca FT dlsb. Bahkan jika kita memperhatikan bacaan FT kita hari ini dituliskan bahwa kita harus merenungan itu siang dan malam, agar kita semakin dikuatkan dan diteguhkan tatkala harus memutuskan pilihan kita. Kata "merenungkan" (Ibr. ‘hagah’_) berarti membaca dalam hati atau bicara kepada diri sendiri sementara berpikir. Hal ini meliputi memikirkan firman dan jalan Allah dan menerapkannya kepada seluruh kehidupan kita.
Bukan tidak mungkin ada kisah/pengalaman dalam Alkitab yang mengena dalam kehidupan kita dan kita dapat petik serta pelajari di dalamnya.
Kalau dihubungkan dengan kecenderungan kita, mungkin kita LUPA, menyisihkan waktu terbaik kita untuk Tuhan. Karena kita terlampau sibuk dengan rutinitas, urusan kita masing-masing. Ini menarik untuk direnungkan… karena memang itu sebuah realita umum yang kita hadapi…. Namun melalui apa yang dituliskan oleh kitab Yosua ini kita diajak untuk dapat hidup berlandaskan Firman Tuhan, yang adalah pegangan kita untuk melangkah.
3. Yang ketiga, setelah kita memiliki sebuah keputusan, Yakini dan Teguhkan. Konfirmasi kembali.
Jangan kemudian kita malah menjadi galau. Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri, demikian Firman Tuhan yang kita baca. Jangan menjadi pribadi yang bimbang. Ragu-ragu, namun dengan mantap kita menyatakan keputusan apa yang kita ambil tentunya dengan landasan seperti yang telah disebutkan tadi.
Tentu saja kita membutuhkan Hikmat dari Tuhan di dalamnya. sehingga apapun setiap pilihan kita, mari kita bawa di dalam doa. Itu yang juga tidak boleh dilupakan. Kita terus melibatkan Tuhan, bersandar pada apa yang Tuhan kehendaki, bukan pada kehendak kita… merasa diri hebat sehingga kita tidak melibatkan Tuhan. Itu tentu harus kita perhatikan dalam praktiknya.
Inilah kurang lebih hal menarik dan tentu saja penting yang dapat kita terapkan melalui Kitab Yosua yang sudah kita baca.
Ketika merenungkan ini, saya melihat bahwa apa yang dituliskan dalam kitab Yosua ternyata sedikit-banyak relevan dengan apa yang dikemukakan oleh seorang bernama Bill Hybels (seorang Senior Pastor Willow Creek Community Church)
Jadi dalam sebuah kegiatan yang diadakan untuk para pemimpin dan pelayan gereja… Hybels mengajukan poin-poin yang harus diperhatikan saat seseorang menentukan dan mengambil keputusan. Poin yang pertama, menekankan peranan Alkitab dalam keputusan yang diambil. Maksudnya, kisah pengalaman hidup tokoh-tokoh Alkitab atau pesan-pesan moralnya bisa dijadikan pertimbangan.
Kedua, kehadiran sesama, khususnya orang-orang sekitar yang memilki kualitas untuk memberi masukan atau nasehat kepada kita (Amsal 11:14).
Ketiga, pengalaman-pengalaman hidup kita yang lalu dalam mengambil keputusan dan suka-dukanya, dapat dijadikan pembelajaran sekaligus tolak ukur dalam mengambil keputusan di masa kini.
Keempat, daya Roh Kudus yang mendorong untuk menentukan dan mengambil keputusan (Roma 8: 6). Ketika semua poin-poin itu telah digumuli dan dilakukan, kita pun harus berani mengkritisinya kembali dan bahkan memikirkan dampak-dampak terburuknya. Semua ini dilakukan, karena memang kita akan senantiasa diperhadapakan pada keputusan-keputusan yang berat dan menantang.
Dan memang inilah yang bisa kita terapkan dalam hidup kita yang penuh dengan berbagai pilihan itu. Memilih tidak mudah, karena ada konsekuensi. Namun memilih juga sesungguhnya dapat dilakukan jika kita terus berpegang pada FT dan memohon hikmat Tuhan di dalamnya.
Godbless