Rabu, 18 Mei 2011

Nurdin-8 Mei 2011

KHOTBAH KEBAKTIAN remaja
GKI Nurdin
8 Mei 2011
Bukan PI-Thok

PEMBACAAN ALKITAB = MATIUS 4:23-25
 

-Khotbah-


Beberapa waktu lalu media dan pemberitaan dihebohkan dengan peristiwa The Royal Wedding Prince William dan Kate Midlesson. Siapa di antara kita yang tidak menyaksikan? Tentu semua dari kita menyaksikannya! Karena disiarkan di seluruh dunia, dan di kita pun tidak hanya di Metro TV, tetapi juga TV One, bahkan RCTI juga menguraikan cerita tentang pernikahan akbar ini.

Tentu saja bukan masalah pernikahan, atau gaunnya Kate yang akan kita bahas, namun ada satu hal yang menarik yang bisa kita perhatikan, yaitu pada antusiasme masyarakat Inggris bahkan kita juga yang mengagumi kedua sosok ini.

Jika memperhatikan pemberitaan, ternyata William dan Kate adalah sosok yang amat dekat dengan masyarakat. Kalau melihat kapasitas mereka, yang adalah pangeran dan Kate menjadi puteri kerajaan, pasti mereka adalah sosok yang tidak biasa…punya kuasa, kaya raya, termasyur, lebih tinggi derajatnya. Namun ada yang menarik, mereka tetap mau bergaul dengan masyarakat.

Bahkan kalau disimak dalam videonya, mereka mau bersalaman dengan warga yang menantinya, mereka juga peduli, care, dan berjiwa sosial, mungkin juga karena orangtua William d.h.i Putri Diana, yang menurut informasi senang mengajak anak-anaknya terlibat dalam kegiatan sosial. Ternyata Kate juga orang yang demikian, ia suka dan aktif dalam kegiatan sosial, pelayanan yang tentu saja amat positif. Mereka mau terjun dan bergaul dengan masyarakat dan ini menimbulkan kekaguman yang luar biasa.

Rekan-rekan mungkin mempertanyakan kenapa di awal khotbah ini saya mengajak kita untuk mengingat lagi kisah The Royal Wedding Prince William dan Kate Middlesson? Karena Firman Tuhan hari ini juga mengisahkan tentang pelayanan yang dilakukan Yesus ketika ia rela turun menjadi manusia bahkan hidup bersama dengan manusia (demikian kesaksian Surat Filipi 2).

Dituliskan jelas “Yesus rela mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Mengosongkan diri berasal dari kata ekenosen, kata dasar “kenou” artinya= mengosongkan, meniadakan, menyerahkan,  meninggalkan hak.  
  
Ini yang luar biasa. Yesus selalu menjadi dekat dengan manusia bahkan Ia melayani manusia. Ia memberi yang terbaik bagi setiap manusia..setiap kita.

Bacaan FT dari Mat 3:23-25 adalah penggambaran aktivitas Yesus ketika Ia dekat dengan manusia. Seperti sebuah intisari pekerjaan Yesus di Galilea, karena Injil Matius dalam salah satu penafsiran disebutkan sebagai Injil yang bersifat sistematis, karena terdapat juga dalam Injil Markus dan Lukas.

Apa yang dituliskan ? Yesus berkeliling ke seluruh negeri, mengajar dalam rumah-rumah Ibadat (digunakan istilah didasko = mengajar), memberitakan Injil Kerajaan Sorga (digunakan istilah kerusso = memberitakan), seorang ahli PB bernama A Schlatter menuliskan rumusan yang amat indah = “Yesus mengajarkan apa yang harus diperbuat oleh manusia, dan Ia memberitakan apa yang dilakukan oleh Tuhan”. sehingga ada perbedaan antara didasko dan kerusso. Apa lagi yang dilakukan oleh Yesus? Disebutkan pada ayat ke-23 akhir : menyembuhkan orang sakit…. Dampak: banyak orang yang datang kepada Yesus – Yesus popular, namun Ia tidak menonjolkan kepopulerannya, justru pelayanan yang dilakukan sebagai bentuk kasih itulah yang utama bagi Yesus.

Apa yang Yesus lakukan itulah makna pemberitaan Injil Kerajaan Allah. Injil secara definisi berasal dari kata euanggelion yang dirangkai dengan Kerajaan Allah. Ini berarti bahwa Injil Kerajaan Allah adalah kabar baik bagi seluruh bangsa yang sedang dalam keadaan sulit, berada dalam pergumulan.

Di dalam Kerajaan Allah tidak ada lagi penderitaan, kesengsaraan, kesedihan, dukacita, namun sebaliknya ada pengharapan, kehidupan baru yang di dalamnya ada syalom, damai sejahtera, suasana sejahtera. Dan inilah yang diberitakan dan dinyatakan oleh yesus. Sehingga ia rela berkeliling dari desa ke desa, bergaul dan hidup bersama masyarakat untuk memberikan pengharapan kepada setiap mereka. Apa yang dilakukan Yesus adalah Pemberitaan Injil…pekabaran Injil yang sesungguhnya.

Salah kaprah รจ pemberitaan Injil hanya bersifat verbal, berbicara tentang kehidupan agama/rohani semata, tanpa ada aksi konkret di dalamnya. sehingga tema kita katakana “Bukan PI-Thok”, thok dari bahasa Jawa “saja”. Tema ini tentu bermaksud agar dalam memberitakan Injil tidak hanya dalam artian “menginjili” dalam konotasi sempit atau nanti dihubungkan dengan upaya kristenisasi. Namun lebih utama dari itu, bahwa ketika meneladani Yesus, maka yang utama adalah apa yang dapat kita lakukan sebagai bentuk kasih kita terhadap orang di sekitar kita.

Tidak dalam langkah yang sulit, namun dimulai dari yang sederhana. Misalnya:
1)    menyatakan kepedulian kepada teman yang membutuhkan (pengalaman ke Magelang-bisa diceritakan),
2)    menjadi pendengar dan memberikan solusi/saran tanpa menggurui kepada teman yang tengah berada dalam masalah,
3)    menjadi pribadi yang mencontoh apa yang Yesus lakukan dan ajarkan. Misal : bersedia memaafkan rekan/sahabat yang menyakiti kita…tidak mendendam….

itu bentuk konkret Injil diberitakan…karena diberitakan melalui sikap dan tindakan kita. Hal-hal inilah yang mestinya kita lakukan…dan menjadi perenungan kita semua.


.Tuhan Memberkati.
.Amin.