Reminder 7 th Habits sebelumnya:
1. Proaktif: menyadari bahwa kita bertanggungjawab terhadap pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita. Proaktif juga sering didefinisikan dengan kemampuan untuk bertindak berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dari pada bertindak berdasarkan emosi atau keadaan.
2. Mulai dengan tujuan akhir: mengembangkan gambaran yang jelas, hendak kemana kita dalam hidup ini, serta apa tujuan hidup kita.
3. Dahulukan yang utama: mengatur aktivitas dan melaksanakannya berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting.
4. Berpikir menang-menang: suatu kerangka pikiran dan hati yang berusaha mencari manfaat bersama dan saling menghormati di dalam segala jenis interaksi.
5. Berusaha memahami terlebih dahulu baru dipahami: kunci komunikasi, diminta mendengar dulu bar berbicara, berusaha memahami dari kaca mata lawan bicaramu baru dari kaca matamu.
6. Mewujudkan sinergi: kerja dua, tiga orang atau lebih untuk menciptakan solusi terbaik ketimbang kalau sendirian.
7. Asah gergaji: tentang menjaga ketajaman dan kekuatan diri agar bias menangani hidup lebih baik. Artinya adalah secara berkala memperbaharui, menguatkan, mengasah, atau menajamkan keempat dimensi kehidupan kita yang terdiri dari tubuh, otak, hati dan jiwa.
Kini kita memasuki The Eight
I. Menemukan Suara Panggilan Jiwa Anda
a. Kebebasan untuk memilih :
- bertolak belakang dengan pola pikir victimism, suatu pola pikir yang menganggap diri sebagai korban
-pada dasarnya kita adalah hasil dari pilihan-pilihan kita
-hakikat menjadi manusia adalah mampu mengarahkan kehidupan kita sendiri
-antara rangsangan dan tanggapan terdapat sebuah ruang. Di ruang itu terdapat kebebasan dan kemampuan kita untuk memilih tanggapan. Dalam pilihan-pilihan kita juga terdapat pertimbangan dan kebahagiaan kita.
b. Hukum alam dan Prinsip-prinsip
-Ada beberapa hal dalam hidup ini yang merupakan hukum alam. Oleh karena itu ada yang namanya otoritas alamiah dan moral.
-Otoritas alamiah adalah ranah atau medan berlakunya hukum alam.
-Otoritas moral: pemanfaatan kebebasan dan kemampuan kita untuk memilih berdasarkan suatu prinsip.
-Dengan kata lain, bila kita mengikuti prinsip-prinsip dalam hubungan kita dengan sesama kita, kita seakan sedang memasuki wilayah perizinan alam.
-Hukum alam (seperti gravitasi) dan prinsip-prinsip (seperti rasa hormat, kejujuran, kebaikan hati, integritas, pelayanan dan keadilan) mengendalikan akibat pilihan-pilihan kita.
c. Empat Kecerdasan dan kemampuan kita
§ Kecerdasan mental: ‘IQ’ (Intelligence Quotient): Kemampuan kita untuk menganalisis, berpikir, dan menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu dan memahami sesuatu
§Kecerdasan Fisik: ‘PQ’ (Physical Quotient): sebuah kecerdasan lain yang dimiliki oleh tubuh kita.
§ Kecerdasan Emosional ‘EQ’ (Emotional Quotient): pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
§ Kecerdasan Spiritual ‘SQ’ (Spiritual Quotient) : pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan kita akan makna dan hubungan yang tak terbatas.
d. Empat perangkat yang menunjang 4 kecerdasan tersebut:
§ Visi (terkait dengan bakat): dengan mata batin kita melihat kemungkinan yang terdapat dalam diri orang, dalam proyek, dalam hal-hal yang pantas diperjuangkan, dan dalam usaha kita
§ Disiplin (kebutuhan): membayar harga yang harus dibayar untuk mewujudkan visi tersebut, pengorbanan yang mau tak mau harus kita lakukan untuk mewujudkan visi. Disiplin adalah kekuatan kehendak yang diwujudkan dalam tindakan.
§ Gairah: api, hasrat, dan kekuatan yang tumbuh dari keyakinan serta dorongan yang mempertahankan disiplin untuk terus berjuang menggapai visi. Kunci untuk menciptakan gairah dalam hidup: menemukan bakat unik, peran, dan tujuan khusus anda di dunia ini.
§ Nurani: kesadaran moral kita mengenai apa yang baik dan buruk, serta dorongan untuk menggapai makna dan memberi sumbangan nyata. Nurani adalah kekuatan yang mengarahkan kita dalam menggapai visi, mendayagunakan disiplin, dan gairah hidup. Nurani amat bertentangan oleh ego atau ke-aku-an kita.
II. Mengilhami Orang lain untuk Menemukan Suara Kemerdekaan Jiwa Mereka??
- Fokus: terkait dengan kepemimpinan, dimana konsep kepemimpinan di sini bukan dalam pengertian kepemimpinan sebagai sebuah posisi formal (gambaran tentang kepemimpinan pada umumnya), tetapi kepemimpinan yang dimaksud di sini merupakan sebuah pilihan untuk berhubungan dengan orang lain . adapun caranya adalah dengan mengkomunikasikan nilai dan potensi dalam diri mereka secara pribadi
- Keywords: (a) HUBUNGAN/RELASI; (b) KOMUNIKASI; dan (c) NILAI dan POTENSI yang dikembangkan
- Arti mengilhami orang lain untuk menemukan suara kemerdekaan jiwa mereka dengan demikian adalah: “kita menjadi inspirasi” bagi orang lain.
- Makna inspirasi (harafiah): kita ‘menghembuskan’ kehidupan pada sesuatu à memberikan dorongan à seni menggerakan.
- Kisah Alkitab: Kisah Perumpamaan tentang TALENTA à memberikan penggambaran bahwa semakin banyak kita mempergunakan dan memperkuat anugerah atau bakat yang telah kita terima, semakin banyak anugerah dan bakat yang diberikan kepada kita. Namun, jika hal ini diabaikan, dikubur dan tetap tidak dikembangkan, bakat-bakat dan anugerah tersebut akan hilang dan seringkali diberikan kepada orang lain. Jadi kita tidak hanya kehilangan bakat-bakat kita, namun juga kehilangan pengaruh dan peluang-peluang yang seharusnya dapat kita peroleh.
- Yang penting dalam point ke-2 ini:
*Menjadi Panutan à menampilkan keteladanan dalam segala sesuatu à menghasilkan kewibawaan moral pribadi
* Merintis jalan à menyajikan keteladanan mengenai keberanian untuk menentukan sebuah jalan dan kerendahan hati maupun rasa hormat timbal balik untuk melibatkan orang lain dalam memutuskan apa yang paling berharga à kewibawaan moral visioner
*Menyelaraskan à menyajikan keteladanan mengenai kesediaan untuk menyusun berbagai struktur, sistem dan proses yang sebangun dan selaras dengan keputusan-keputusan strategis ‘yang paling berarti’ sehingga organisasi secara terus-menerus berfokus pada tujuan-tujuan prioritasnya yang tertinggi à kewibawaan moral yang dilembagakan
*Memberdayakan à buah dari ketiga peran yang lain, artinya adalah memberikan contoh keyakinan yang mendalam akan kapasitas manusia untuk memilih dan keyakinan terhadap empat bagian dari kodrat alamoah mereka melalui proses penyelarasan diri pada misi bersama à wibawa moral budaya
-G.T-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar