Senin, 23 Agustus 2010

Beriman atau Hanya Tahu bahwa Allah MahaKuasa??

KHOTBAH KEBAKTIAN MINGGU
GKI Perumahan Citra I
15 Agustus 2010
Beriman atau Hanya Tahu bahwa Allah Mahakuasa”

§  DOA PELAYANAN FIRMAN
§  PEMBACAAN ALKITAB                                                             
a.    Bacaan Pertama         : Yeremia 23:23-29
b.    Antar Bacaan              : Mazmur 82
c.    Bacaan Kedua             : Ibrani 11:29-12:2
d.    Injil (gloria)
PF       : Bacaan ketiga diambil dari Injil Tuhan Yesus Kristus menurut Lukas 12:49-56. Demikianlah Injil Yesus Kristus. Berbahagialah setiap kita yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya. Haleluya!
Tujuan:
Anggota jemaat memahami besarnya kuasa Allah berdasarkan perbuatan-perbuatan-Nya bagi para tokoh Alkitab di masa lalu, dan berani menyerahkan hidup mereka ke dalam tangan kuasa Allah yang Maha Kuasa.


- Khotbah-

Pengantar

§  Ketika menyiapkan khotbah ini saya tiba-tiba teringat dengan sosok ayah saya. Saya mengagumi beliau karena Ia adalah sosok yang “diam-diam menghanyutkan”. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena memang ayah saya adalah seorang yang sangat pendiam… jarang berbicara… lain dengan ibu saya… kalau istilah Betawi mungkin sudah dari sononya ya? Kalau pria agak irit ‘bicara’ dan wanita sebaliknya…   Tapi --> ngga kalau di PMJ à pengkhususan ya… karena ibu-ibunya sedikit..hehehehhe….ada berapa ? kira-kira 8 orang….
§  Ayah saya adalah pribadi yang pendiam…tapi dalam istilah tadi dikatakan diam-diam menghanyutkan… mengapa? karena di balik pendiamnya itu ternyata ayah saya adalah pribadi yang begitu mengagumkan. (Khan kata anaknya… --> wajar) Mengapa saya mengatakan demikian? karena setelah saya perhatikan ayah saya itu adalah orang yang serba bisa. Kami di rumah menyebutnya Mcgyver.

§  Kalau betulin listrik khususnya AC memang udah dari sananya… pendidikannya… namun sekali waktu ketika TV di rumah kami rusak, ayah saya ternyata juga mampu membetulkannya… saya masih beranggapan ahhh mungkin karena ada kabel-kabelnya mirip….betulin setrikaan, mesin cuci, bisa. Ehh ternyata ada yang lain lagi…ayah saya juga bisa membetulkan mobil…ketika mogok, susah distater nah dari sini saya mulai bertanya kok bisa ya? sekali waktu lagi ketika pulang ayah membawakan kami anak-anak, meja dari besi hasil bikinannya sendiri… dari situ saya menyimpulkan ayah saya beneran seperti McGyver…akalnya banyak…sampai-sampai kalau lihat ada yang aga aneh sedikit pasti langsung ingin betulin…. Sehingga kalau kami sekeluarga bercanda dengannya kami pasti menyebutnya tangan gatel… apa-apa mau dibenerin…. J 

§  Tentu saya tidak akan menguraikan panjang lebar kisah ini bisa-bisa khotbahnya ngga selesai… namun apa yang dapat dipelajari melalui kisah ini? Tentu saja dalam kaitannya dengan tema kita hari ini?  

§  Saudara… penggambaran dan keyakinan kita terhadap Allah yang adalah Bapa kita juga demikian. Allah kita adalah Allah yang sanggup melakukan segala hal dalam kehidupan ini. Mengapa? karena Ia adalah Allah yang begitu MahaKuasa à ini kuncinya! Kuasa-Nya mutlak dan tidak tertandingi…. Segala sesuatu bisa dilakukan melalui kuasa Allah tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia menambahkan imbuhan ter- untuk menjelaskan arti Maha Kuasa ini. Maha Kuasa berarti teramat besar kuasanya. Inilah penggambaran Allah kita. Sangat Pasti. Ia adalah Allah yang Mahakuasa.

§  Namun sungguh disayangkan… persoalan yang terjadi à Bicara memang mudah, namun prakteknya seringkali tidak semudah itu. Mempercayakan diri (beriman) sepenuhnya kepada Tuhan yang tidak kelihatan secara fisik seringkali sulit untuk dilakukan manusia.

§  Pada perenungan Firman hari ini kita hendak diingatkan kembali akan pentingnya makna kemahakuasaan Allah… yang kemudian kita wujudkan dalam hidup beriman kita kepada-Nya. Kita hendak belajar dari bacaan-bacaan leksionaris kita hari ini.

1.       Yeremia 23:23-29
-          Bagian yang kita baca ini adalah peringatan yang disampaikan oleh Yeremia terhadap munculnya nubuat-nubuat sesat dan nabi-nabi palsu yang ternyata meresahkan umat kala itu. Di sini --> Nabi Yeremia ingin menegaskan bahwa sebagai umat Allah mereka harus berhati-hati terhadap munculnya nubuat sesat dan nabi palsu tersebut. Dan  sebaliknya, umat hendak diingatkan bahwa hanya Allah lah yang Maha Kuasa, bukan yang lainnya. Kendati para nabi palsu itu mengklaim bahwa mereka berkata-kata menggunakan nama Allah, namun tidak demikian dengan kenyataan yang sesungguhnya.
-          Hanya Allahlah yang Maha Kuasa. Bahkan menarik ada penegasan Yeremia yang menyebutkan bahwa kekuasaan Allah tampak ketika Ia mampu melihat dan mengetahui segala sesuatu bahkan yang tersembunyi sekalipun.
-          Kemahakuasaan Allah ini nampak dari kuasa Firman-Nya. Firman Allah itu seperti api dan palu; firman itu dapat membakar perasaan umatNya (api) dan juga bisa meremukan hati umatNya (palu).
-          Artinya bahwa Allah bangsa Israel tidak bisa dibandingkan dengan allah lain, begitu umat berpaling dan tidak lagi mendengarkan suara Allah maka "teguran" pasti akan diberikan melalui perkataanNya/ sabdaNya/firmanNya, dan ketika umat mendapat teguran hati dan perasaanya bisa jadi panas/seperti mau marah atau malah merasa hancur karena sudah mengeraskan diri seperti batu. Betapa firman Allah itu besar kuasa dan dayanya.

2.       Mazmur 82
-          Mazmur 82 yang menjadi Antar Bacaan kita hari ini juga hendak menegaskan bagaimana pemazmur memiliki sebuah keyakinan/ keteguhan iman bahwa Tuhan Allah Israel adalah Allah yang berkuasa atas yang lain (di sini digunakan istilah allah lain à ‘a’ huruf kecil).
-          Kekuasaan Allah semakin jelas tergambar tatkala Ia disebut sebagai Hakim yang adil yang akan memberikan keadilan kepada mereka memang membutuhkan keadilan tersebut. Dituliskan dalam mazmur mereka antara lain: orang yang lemah, anak yatim, orang yang berkekurangan, orang miskin, juga orang yang sengsara. 

3.       Ibrani 11:29-12:2
-          Kemahakuasaan Allah dalam Surat Ibrani tampak melalui kisah-kisah tokoh masa lalu yang mampu melewati pergumulan mereka… yang tentu saja di dalamnya mereka harus berhadapan dengan situasi yang sulit…penderitaan...
-          Namun luar biasa…Pengalaman iman berjalan dengan Allah, diselamatkan oleh Allah, merasakan kuasa Allah yang mengagumkan, itu yang dititikberatkan dalam bacaan II kita.
-          Ada beberapa contoh dari tokoh masa lalu yang juga dikemukakan oleh penulis surat Ibrani khususnya dalam bacaan kita hari ini, yaitu :
1.       Bangsa Israel. Jika kita mengingat pengalaman bangsa Israel menyeberang laut Teberau, bagaimana kala itu dikisahkan air laut menjadi kering, sehingga umat diselamatkan dari kejaran tentara Firaun;
2.       Pengalaman meruntuhkan tembok Yerikho karena umat mengelilinginya selama 7 hari sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah kepada Yosua. Bagaimana mereka mengandalkan kekuatan Allah dan Allah dengan kemaha kuasaan-Nya bertindak à itu yang utama.
3.       Serta pengalaman Rahab (perempuan sundal/PSK) yang diselamatkan setelah ia menyelamatkan nyawa para pengintai dari kejaran musuh.

-          Melalui kisah-kisah mereka itulah sesungguhnya Paulus hendak menekankan kembali kebenaran akan kuasa Allah dalam diri Yesus Kristus. Kuasa itu hanya dapat dipahami dengan adanya IMAN sebagai bukti dan dasar dari segala sesuatu yang dilakukan/tindakan umat.  Allah telah menyediakan segala sesuatu itu yang lebih baik bagi umatNya, asal umat tetap teguh dalam pengharapan akan iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

4.       Lukas 12:49-56
-          Kemahakuasaan Allah tampak ketika Allah mengutus Putera Tunggal-Nya melalui kehadiran sosok Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia yang berdosa ini.
-          Kehadiran Kristus itulah yang juga menjadi perenungan bagi kita apakah kita bersedia menerima Yesus dan hidup di jalan-Nya, menyatakan iman kita kepada-Nya atau justru malah sebaliknya. Jika kita menyatakan diri untuk menerima & bersedia hidup di jalan Kristus, maka harus siap menghadapi berbagai hal yang ada di hadapan kita. perlawanan, pemisahan, dan lain sebagainya yang mungkin berat harus kita hadapi.
-          Jika kita sanggup melakukannya maka itulah sesungguhnya makna kemahakuasaan Allah dalam kehidupan kita yang terus dijalani saat ini. 
Relevansi dalam kehidupan kita sehari-hari

§  Itu yang telah dipaparkan oleh Firman Tuhan melalui bacaan Leksionaris kita hari ini. Kita melihat bagaimana Allah sungguh Maha Kuasa dan kemaha kuasaan-Nya tampak melalui berbagai hal yang telah kita lihat dari bacaan kita.  

§  Jika kita telah menyadari betul bahwa Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa maka sudah seyogyanya pula kita pun harus menjadi pribadi-pribadi yang bijaksana yang mencerminkan keteladanan, kasih dan kebesaran Allah dalam hidup kita.  

§  Apa yang kemudian dan seharusnya dapat kita lakukan? Saya merangkumkan dengan 3 T (beberapa waktu lalu 4M, 4D, sekarang cukup 3T)

a)       Tidak hidup berlandaskan keinginan kita sendiri. Namun hidup kita berlandaskan pada Firman Allah dan kehendak-Nya. Ini pertama-tama yang harus kita ingat. Ketika kita telah mengimani kemaha kuasaan Allah dalam hidup kita, maka kita tidak lagi hidup berpatokan pada diri sendiri..kehendakku… namun kita hidup di dalam Dia. Berlandaskan pada Firman Tuhan dan kebenarannya.

Ilustrasi mudahnya adalah sebuah lampu merah. Pengemudi yang tidak memperhatikan lampu lalu lintas seolah "mengundang kecelakaan bagi dirinya."  Siapa pun yang melanggar lampu merah atau tetap berhenti ketika lampu sudah hijau, dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Walaupun lampu merah dapat menghambat laju kendaraan Anda, terutama bila sedang terburu-buru agar segera sampai di tempat tujuan, namun sebuah kecelakaan akan lebih menghambat perjalanan Anda.

Firman Tuhan dan kebenaran-Nya juga memiliki banyak "lampu merah" yang berfungsi untuk mengontrol kehidupan kita sebagai orang Kristen. Ada hal-hal yang harus kita hindari dalam hidup ini : misalnya egois, mementingkan diri sendiri, hidup dengan mengandalkan diri kita sendiri. Namun jika kita berpegang pada Firman Tuhan, maka kita pun  senantiasa diingatkan untuk menampilkan teladan Kristus dalam kehidupan kita.

b)       Teguh dalam iman kita kepada Tuhan. Ini yang harus senantiasa kita lalukan. Kita tidak pernah ragu bahwa Allah sanggup menolong kita umat-Nya dalam berbagai situasi yang kita alami dan hadapi dalam kehidupan kita. tentu saja kita pun harus senantiasa mencari Tuhan dalam hidup kita.

Sungguh menyedihkan jika dalam realitas hidup yang kita jalani ada kecenderungan manusia hanya mencari Tuhan ketika ada keinginan yang harus dipenuhi. Saya kepingin dapet uang banyak….ingin dapet pekerjaan yang enak… yang menghasilkan banyak materi….  Baru cari Tuhan… atau kalau kepepet…lagi banyak masalah… persoalan… baru dehh cari Tuhan… kalau lagi heppy, senang, bahagia… boro-boro inget Tuhan… bersyukur … semuanya lupa….  hal ini tentu harus kita renungkan bersama saudara! Dalam hidup ini kita harus terus mencari Tuhan, tidak hanya dalam keadaan genting, udah kepepet, lagi banyak masalah saja….

Sebagai umat-Nya, kita harus menyadari bahwa kegiatan mencari Tuhan adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti, apalagi jika kita berhenti dengan alasan kita sudah tahu siapa Tuhan. Selama kita masih hidup, selama itu pulalah kita mencari Tuhan.  Mencari Tuhan adalah proses seumur hidup! Dengan kita terus berusaha untuk mencari Tuhan, maka iman kita tidak menjadi iman yang sempit, yang berhenti pada satu titik saja. Iman kita akan terus menerus bertumbuh dan berkembang. Iman kita tidak menjadi iman yang mati melainkan iman yang hidup!

Umat yang dikasihi Tuhan, kalau kita menyadari kemahakuasaan Allah maka kita harus senantiasa hidup teguh dalam iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus.  

Ilustrasi yang menolong kita adalah ilustrasi dari seekor burung elang.

-          Seekor elang tahu kapan badai akan tiba.
-          Bila badai itu datang elang akan terbang ke tempat tinggi dan menunggu sampai angin tiba.
-          Ketika badai akhirnya datang, Elang membentangkan sayapnya sehingga angin mengenainya dan mengangkatnya ke atas badai.
-          Di saat badai berkecamuk di bawah, elang melayang di atasnya.
-          Elang tidak lari dari badai. Justru elang menggunakan badai untuk mengangkatnya lebih tinggi.
-          Elang menunggang angin yg mendatangkan badai.

Pembelajaran yang dapat dipetik:  
-          Dalam menjalani hidup ini, saat badai kehidupan melanda, dan kita semua akan mengalaminya, kita dapat naik ke atas badai dengan mengarahkan pikiran dan kepercayaan kita hanya kepada Tuhan.
-          Kita bisa membuat badai tidak menghancurkan kita dengan membiarkan kekuatan Tuhan mengangkat kita ke atas badai.
-          Tuhan membuat kita dapat menunggang angin dari badai yang mendatangkan penyakit, tragedi, kegagalan dan kekecewaan di dalam hidup. Kita dapat melayang di atas badai.
-          Di sini kita belajar dan senantiasa ingat, bahwa bukan beban kehidupan yang menekan kita ke bawah, tapi CARA kita MENANGANInya. Apakah kita telah menyandarkan hidup seutuhnya hanya kepada Allah? Kalau hal tersebut yang terjadi, maka itulah sesungguhnya makna iman. Iman adalah mempercayakan diri.  

c)       Setelah kita teguh beriman maka pada akhirnya kita tiba pada T yang ketiga. Tidak menunda untuk mengambil keputusan dalam hidup kita. Keputusan apa? Tentu saja keputusan apakah kita mau tetap setia dalam iman kita kepada-Nya atau justru malah sebaliknya?

Setia gampang atau sulit? Tentu saja tidak mudah, sulit sekali. Kalau kita mau setia itu berarti konsisten/terus menerus memilih apa yang sejak semula diambil. Ada tiga definisi setia yang muncul:
Setia berarti bersedia menempuh jalan yang sulit, sempit, mendaki, berbatu demi mencapai suatu tujuan luhur yang sejak semula kita kejar. Setia berarti pengurbanan diri dalam menjalani kesetiaan itu.
Setia berarti percaya dan yakin serta berani membayar harga keyakinan tadi untuk sesuatu yang tidak kasat mata.

Memang sulit. Tidak mudah untuk setia, namun bukan berarti tidak mungkin kita coba upayakan terus dalam hidup kita.

Jadi ada 3 T saudara. 1) Tidak hidup berlandaskan keinginan kita sendiri, 2) teguh beriman kepada Allah, 3) tidak menunda keputusan untuk setia dalam hidup kita.  Kiranya 3 T ini dapat kita terapkan dalam hidup kita hari lepas hari. Ini refleksi kita bersama, saya dan saudara sekalian.
Tuhan memberkati kita semua. AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar