Senin, 23 Agustus 2010

Kebahagiaan Menjadi mitra ALLah - 4 Juli 2010

KHOTBAH KEBAKTIAN MINGGU
Perumahan Citra I
04 Juli 2010
Kebahagiaan Menjadi Mitra Allah

§  DOA PELAYANAN FIRMAN
§  PEMBACAAN ALKITAB                                                             
a.    Bacaan Pertama         : Yesaya 66:10-14
b.    Antar Bacaan              : Mazmur 66:1-9
c.    Bacaan Kedua             : Galatia 6:1-6; 7-16
d.    Injil (gloria)
PF       : Bacaan ketiga diambil dari Injil Tuhan Yesus Kristus menurut Lukas 10:1-11, 16-20. Demikianlah Injil Yesus Kristus. Berbahagialah setiap kita yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya. Haleluya!
 

-Khotbah-

§  Bulan Juni hingga Juli ini, tayangan televisi, berita di surat kabar, headline news tidak hanya membahas kisah Ariel, Luna Maya, Cut Tari, bahkan yang baru-baru ini muncul pembahasan tentang BCL… Tetapi 2 bulan ini public masih diramaikan pula dengan siaran World Cup / Piala Dunia 2010 (sedikit jomplang). Setiap orang punya tim yang dijagokannya.. yang menyedihkan saya menjagokan Italia .. tetapi sayang kalah di awal-awal pertandingan… sudah angkat koper duluan… sekarang kalau ditanya bingung milih mana, jerman baik permainannya…namun agak sedikit controversial ketika berhadapan dengan Inggris… sebuah gol yang harusnya masuk, ternyata disebutkan tidak masuk, sesuai dengan keputusan wasit… Belanda kurang kenal… Brazil.. boleh juga… (meskipun Brazil sudah harus angkat koper juga Jumat yang lalu, karena kemarin kalah lawan Belanda) banyak tim yang akhirnya menjadi favourite..sehingga kadang bingung sendiri.

§  Pembicaraan tentang World Cup ini menarik untuk disimak… Pokoknya rugi kalau tidak menonton pertandingan sepakbola hari itu…Setiap hari banyak orang yang bela-belain pulang kerja cepat, atau singgah dulu di salah satu tempat makan yang menyediakan fasilitas NOBAR atau ada yang menyebut NORENG : kepanjangan dari ‘nonton Bareng’. Tidak mau ketinggalan!

§  Tentu saja saya tidak akan menguraikan panjang lebar tentang pertandingan ini. Apalagi membahas jadwal pertandingannya…. Nanti malah bukan menjadi khotbah tetapi warta berita olahraga…

§  Namun mengapa saya membahas sedikit mengenai world cup dalam pengantar khotbah minggu ini? Karena saya ingin mengajak kita belajar dari sebuah pertandingan sepakbola. Dalam pertandingan sepakbola, selain harus fokus (dalam artian memiliki skill bermain), setiap anggota tim jika kita perhatikan harus memiliki sebuah kerjasama di dalamnya. Jika tidak memiliki kerjasama itu, maka dapat dipastikan tim tersebut akan gagal meraih gol dan kemudian menjadi juara. Sebaliknya, jika anggota tim tersebut bersedia untuk bekerjasama satu dengan lainnya, maka dapat dipastikan bahwa tim tersebut akan memperoleh hasil yang baik à intinya bekerja sama. s

§  Berbicara tentang bekerjasama, ternyata inilah yang juga Allah lakukan dengan manusia. Ia bersedia bekerjasama dengan kita dan kemudian tema kita menyatakan bahwa ia menjadikan kita sebagai mitra-Nya di dunia ini.

§  Apa itu mitra? Secara definisi mitra ternyata kerapkali disinonimkan/memiliki beberapa arti à 1) rekan, 2) sahabat, 3) teman, namun ada pula yang menghubungkannya dengan pasangan.

§  Dari kata mitra ini, muncullah pula 2 kata “mitra kerja”. Kata itu tentu saja  berarti  rekan kerja/pasangan kerja. Sebagai rekan kerja sudah dapat dipastikan bahwa di dalamnya ada kerjasama yang terjalin antara satu dengan yang lain. Contoh mudahnya dalam bisnis. Seringkali kita temui ada sebutan mitra bisnis. Ini berarti ada kerjasama yang terjalin dalam hubungannya dengan bisnis.
§  Tentu saja dalam melakukan suatu kerjasama tersebut, mitra kerja yang baik memiliki ide, tujuan dan pandangan yang sama. Seperti halnya pemain bola tadi ketika melakukan sebuah pertandingan… Jika tidak, ya susah diajak kerjasama. Perbedaan pandangan apalagi perbedaan itu kemudian ditonjolkan, dan memandang bahwa pendapat/pandangan kita yang paling baik, kerapkali menyebabkan banyak putusnya hubungan dengan rekan kerja, karena dari perbedaan-perbedaan yang ditonjolkan dan kita beranggapan bahwa kitalah yang benar dapat membuat meruncingnya permasalahan.

§  Oleh karena itu tepat bila disebutkan bahwa mitra terkait erat dengan yang namanya “relasi. Ada sebuah relasi/hubungan yang dijalin antara pihak yang satu dan pihak yang lain. Hubungan tersebut à bukanlah hubungan yang hierarkhis, dalam pengertian yang satu lebih tinggi daripada yang lain.

§  Namun hubungan yang terjalin adalah à hubungan yang setara/sama dengan yang lain : penekanan ini haruslah kita pegang dan pahami. Yah diibaratkannya dengan hubungan antara pria dan wanita. Dulu masih sering kita dengar ada lagu menyatakan ‘wanita dijajah pria sejak dulu…’, atau ada pria menjajah wanita (mungkin)… tetapi sejak emansipasi sudah tidak ada lagi perbedaan itu. Ini yang terjadi dalam hal kerekanan/kemitraan. tidak ada lagi yang terlihat hierarkhi di sini… karena makna mitra adalah rekan..kawan..teman… semuanya setara!

§  Karena kita adalah Mitra Allah (Rekan sekerja Allah), maka maka sudah tentu kita pun diajak untuk turut membangun dan menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia ini. Atau kalau dibahasakan sederhana, sebagai mitra Allah maka à Kita punya tugas dan tugas kita adalah menghadirkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. kita diutus oleh Allah untuk melakukan itu.

§  Tugas perutusan ini digambarkan melalui bacaan Leksionari kita khususnya Injil Tuhan YK menurut Lukas dalam Lukas 10 yang sudah kita baca bersama.

§  Dari Injil Lukas saya mencatat ada 4 point utama yang penting di sini:
  
1.       Allah telah Memilih Kita (saya dan saudara) untuk menjadi Mitra-Nya
-          Jika kita perhatikan Luk 10:1 : dituliskan sejak awal Yesus memilih dan menunjuk 70 orang murid. Kalau sebelumnya (dalam Injil) yang kita ketahui Yesus memanggil dan memilih 12 orang Murid-Nya, dimulai ketika Yesus memilih 3 orang murid terlebih dahulu dalam diri: Petrus, Yohanes dan Yakobus. Setelah itu Tuhan Yesus memilih 9 orang lagi, sehingga para murid Yesus berjumlah 12 orang murid.
-          Kini penulis Injil Lukas menuliskan sebuah gambaran yang menarik..ternyata dalam perkembangannya, Yesus menujuk pula 70 murid yang lain. Kisah pengutusan 70 murid hanya dicatat dalam Injil Lukas pasal 10. Sepertinya penulis Lukas memang senang menulis mengenai kisah misi yang dilakukan baik oleh Tuhan Yesus dan para muridnya.
-          Jadi : hal pertama yang penting dalam kaitannya dengan kemitraan kita dengan Allah adalah Ia memilih kita anak-anak-Nya. Dan tentu saja proses pemilihan ini ada dalam rencana Allah. Itu menjadi sesuatu yang sangat penting! Bukan suatu kebetulan.
-          Kalau ini coba diterapkan dalam kehidupan kita, maka sesungguhnya ini pula yang Allah lakukan atas setiap kita. Ia telah menciptakan kita dengan sungguh teramat baik, imago dei, maka Ia memilih kita… untuk menjadi mitra Allah dalam melakukan suatu tugas, karya bahkan pelayanan di dunia ini.
-          Siapapun kita…dengan segenap keberadaan kita….dipilih dan dipakai Allah untuk menjadi mitra-Nya. Terkadang mungkin kita merasa, Tuhan sepertinya saya bukan apa-apa…saya lemah… saya terbatas… saya hanya orang kecil…saya tidak bisa apa-apa… lalu kemudian berpikir kalau begitu jangan saya deh Tuhan…  (contoh: pemilihan Pnt, Badan Pelayanan, Panitia, dll)
-          Tentu perasaan ini harus dihindari… yang sebaiknya kita miliki adalah suatu ungkapan syukur bahwa Allah telah memilih dan memanggil kita untuk menjadi mitra Allah di dunia ini…bahkan secara khusus dalam kehidupan kita bergereja… bermasyarakat… -> oleh karenanya kita diajak untuk merespons panggilan Allah tersebut.
-          Pemilihan kita sebagai anak-anak-Nya bukanlah sebuah kebetulan, tetapi semua sudah ada dalam rencana Allah. Inilah yang harus senantiasa kita pegang.

2.     Sebagai Mitra yang telah dipilih-Nya,kita pun diutus untuk melakukan Misi Allah di tengah Dunia

-          Setelah kita dipilih Allah menjadi mitraNya (tidak berhenti hingga di sini saja) à maka kita pun diutus untuk melakukan tugas/misi Allah di tengah dunia ini. Kalau kita perhatikan Injil Lukas dituliskan pada ayat ke-1 dan dilanjutkan ayat ke-2, kepada ke-70 orang itu, Yesus kemudian mengutus mereka.
-          Mengapa dipilih ada 70 orang dalam perikop ini? Karena seperti ayat ke-2 katakan, “Tuaian memang banyak, namun pekerja sedikit”. Dibutuhkan lebih banyak orang untuk proses pekabaran Injil (untuk bersaksi di tengah dunia ini).
-          Kendati disebutkan mereka ada 70 orang (namun dituliskan mereka diutus berdua-dua à mengapa berdua, tidak hanya seorang diri? tentu saja supaya mereka dapat saling melengkapi; saling mendukung) example: Dua orang yang bersaksi atau melakukan suatu pekerjaan dapat menjadi lebih kuat daripada satu orang ->sepakat ya?! ini yang Allah lakukan. Ia mengutus murid-murid-Nya untuk melaksanakan misi Allah, mewartakan kabar sukacita dari Allah. Penggambaran tentang pengutusan mitra Allah semakin tampak di sini. Yesus menjadikan murid-murid-Nya sebagai mitra dalam pelaksanaan misi Kerajaan Allah.

3.     Melakukan tugas yang Allah percayakan tersebut bukanlah hal yang mudah
-          Tentu menjadi mitra Allah tidak mudah! Dituliskan Yesus mengutus murid-murid-Nya itu seperti anak domba di tengah-tengah serigala. Apa maksudnya? Diutus seperti anak-anak domba mengandung arti bahwa murid-murid Yesus harus menyadari keberadaan mereka sebagai utusan. Mereka akan menghadapi begitu banyak tantangan di hadapan mereka. Medan yang mereka harus lalui cukup bahkan sangat berat (bukan tidak mungkin mereka ditolak, hidup dalam ketidaknyamanan, meninggalkan apa yang enak bagi merekaà termasuk orang yang dekat dengan mereka, dlsb). Namun bagaimana di dalam kelemahan mereka, mereka mengimani bahwa Tuhan, sebagai Sang Pengutus itulah, yang akan memampukan mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah itulah yang utama!
-          Sebagai mitra, ternyata ada hal lain yang harus diperhatikanà Di Luk. 10:4 Tuhan Yesus juga berkata kepada utusan-Nya demikian: “Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan”.
-          Apa makna pernyataan ini? Maksudnya jelas :agar setiap umat yang menjadi mitra Tuhan  memiliki ketergantungan penuh hanya kepada Dia. Makna bergantung penuh kepada Allah sesungguhnya berarti -> kita membiarkan diri untuk dipimpin oleh Allah sesuai dengan rencanaNya. Dengan sikap yang bergantung penuh kepada Allah, maka  kita akan selalu fokus untuk melaksanakan karya dan misi Allah.
-          Persoalan yang kerapkali terjadi : Tugas pengutusan setiap umat percaya akan menjadi tersendat dan terhambat ketika umat mulai mempersoalkan fasilitas pendukung, keuntungan yang diperoleh, pujian dan penghargaan dari manusia.

-          Kalau ini yang menjadi pikiran kita, maka ada ketidak tulusan yang tampak di sini. Mau menjadi utusan Tuhan, mau melayani Tuhan jika…. asalkan…..  asalkan apa? Asalkan à orang kemudian memandang kita…kita dihargai…kita dianggap hebat… belum lagi ketika kita menyatakan mau melayani Tuhan asalkan kita tidak menderita…asalkan kita mendapat fasilitas yang bukan hanya enak, tetapi ueeeenaaaaak, yang menguntungkan bagiku…. Ini memang hal yang negatif..namun ini ternyata ditemui dalam realitas kehidupan kita…termasuk juga hidup pelayanan kita.

-          Selama kita mengharapkan hal-hal yang demikian, maka kita tidak akan pernah mampu menjadi mitra Allah dalam arti yang sesungguhnya. Inilah yang juga harus kita renungkan.

-          Tidak hanya itu, sebagai mitra, Surat Galatia juga mengatakan bahwa kita harus hidup dengan senantiasa menabur dalam Roh… artinya apa? Tentu saja artinya adalah dalam praktik hidup kita, kita hidup dengan tidak pernah jemu berbuat/berprilaku baik… karena seseorang yang hidup dalam Roh Tuhan berarti mempraktikkan buah-buah Roh dalam kehidupannya.

-          Paulus kepada jemaat di Galatia juga menasihati agar umat bersedia untuk untuk saling menolong antar sesama (Galatia 6: 2). Menurut Rasul Paulus, menolong berarti melakukan sebuah kewajiban yang sudah diatur oleh Allah dan bersumber pada pemenuhan hukum Kristus à saling tolong menolong à itu juga yang harus kita lakukan.


4.     Yakinilah bahwa Allah yang memimpin dan memperlengkapi.
-          Kita menyadari bahwa memang tugas perutusan itu tidaklah mudah. Namun sebagai umat yang beriman kepada Tuhan, maka kita senantiasa diingatkan untuk menyerahkan segala sesuatu pergumulan kita hanya kepada Tuhan kita di dalam Tuhan Yesus Kristus.

-          Ketika Allah telah memilih kita, maka dapat dipastikan bahwa Allah juga pasti memperlengkapi kita. Sedikit share dengan beberapa penatua juga mantan penatua di tempat ini, mereka menyatakan bahwa sebelumnya mereka merasa tidak ada apa-apanya..mereka berpikir tidak sanggup dalam menghadapi tugas panggilan yang dipercayakan kepada mereka. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata saudara-saudara kita ini diperlengkapi oleh Tuhan, supaya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan. Dan ternyata mereka sanggup.  

-          Ini menjadi sebuah hal yang nyata --> bahwa memang ketika Allah mengutus kita dengan segala hal yang menanti di hadapan kita…Ia pun sudah memperlengkapi kita.


§  4 hal ini yang menjadi perenungan bagi kita semua sebagai mitra Allah, kawan sekerja Allah. Kalau pemahaman dan pemaknaan ini yang terjadi dalam setiap tugas yang Tuhan percayakan kepada kita, maka seperti tema kita katakan, ada sebuah kebahagiaan yang kita rasakan! Akan ada sukacita yang muncul, ketika kita menyadari bahwa Allah mau memakai kita yang lemah ini untuk menjadi mitra-Nya.
§  Ini seperti yang Yesaya nyatakan dalam bacaan I tadi. Yesaya menegaskan bahwa ada janji Allah yang dinyatakan bagi setiap kita hamba-hamba-Nya. Ada kesukaan, kebahagiaan, ada penyertaan Tuhan, bahkan ada syalom Allah yang juga dihadirkan di tengah berbagai tantangan, pergumulan yang dihadapi sebagai mitra Allah dalam menjalani tugas pengutusan di dunia ini. Sungguh menjadi sebuah hal yang sangat indah jika kita perhatikan di sini.
§  Memang praktiknya tidak mudah ketika kita menjadi mitra Allah di tengah dunia ini. Namun bukan berarti tidak mungkin untuk kita coba dan terus upayakan! Akhiri dengan pertanyaan reflektif : apakah kemudian kita bersedia untuk senantiasa menjadi mitra Allah dalam dunia di mana kita berada saat ini? Hanya saya dan saudara yang mampu menjawabnya. Tuhan menolong kita semua. AMIN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar