Senin, 23 Agustus 2010

Andalan Utama dalam Hidup

KHOTBAH KEBAKTIAN MINGGU PORIS
01 Agustus 2010
Andalan Utama dalam Hidup
Tujuan: Anggota Jemaat terdorong untuk hanya mengandalkan Kristus
dan selalu berharap kepada-Nya dalam hidup ini,
karena di dalam Dia ada keselamatan

§  DOA PELAYANAN FIRMAN
§  PEMBACAAN ALKITAB                                                                             
a.       Bacaan Pertama              : Pengkhotbah 1:2, 12-14, 2:18-23
b.      Antar Bacaan                    : Mazmur 49
c.       Bacaan Kedua                   : Kolose 3:1-11
d.      Injil        (gloria)
PF         :   Bacaan ketiga diambil dari Injil Tuhan Yesus Kristus menurut Lukas 12:13-21. Demikianlah Injil Yesus Kristus. Berbahagialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya. HALELUYA
 

-Khotbah-

§  Ketika mempersiapkan khotbah ini, tiba-tiba saja saya teringat dengan tokoh Paman Gober yang ada dalam cerita Disney Donald Bebek. Adakah yang senang membaca dan mengikuti cerita ini?  -discuss-

§  Apa yang menarik dari sosok Paman Gober? ….-next discuss-

§  YA! dia adalah sosok seorang yang senang sekali mengumpulkan harta kekayaannya. Kalau kita ingat, dia memiliki suatu tempat khusus yahh katakanlah seperti gudang, supaya ia dapat mandi uang setiap hari (ingat: dia tidur di atas uang). Karena kecintaannya terhadap uang dan materi yang demikian besat itu, maka ia pun menjadi pribadi yang pelit, yang hanya memikirkan dirinya sendiri, setiap hari hanya memikirkan bagaimana mengumpulkan uang supaya lebih banyak terus..dan terus….  Sehingga singkatnya kita dapat menyebutkan bagaimana sosok Paman Gober ini memiliki ketergantungan yang luar biasa terhadap materi/uang.

§  Tema kita hari ini berbicara tentang sebuah hal yaitu “andalan”. Apa yang menjadi andalan kita? Sungguh disayangkan tak jarang, kita pun seperti Paman Gober dalam cerita Disney Donald Bebek, yang menjadikan uang, materi, harta benda sebagai andalan / hal utama bagi kita. khan seperti lagu yang sudah sering dinyanyikan: “Apa yang dicari orang”, jawabannya selalu uang…uang..dan uang…. à Sampai-sampai kalau kita menyaksikan berita di televisi, beritanya juga banyak yang terkait dengan uang…beberapa waktu yang lalu berita-berita yang muncul pun tidak jauh-jauh seputar Penggelapan uang, korupsi yang semakin merajalela, persoalan suap-menyuap. dll.

§  Umat Tuhan, memang tidak dapat dihindari bahwa manusia membutuhkan pegangan atau andalan dalam hidup yang dijalaninya. Namun yang menjadi persoalan adalah kerapkali manusia menjadikan hal yang bersifat materi, atau contoh lain misalnya: kekuasaan, jabatan tertentu, pekerjaan yang dilakukan, dan hal lain terkait dengan itu à sebagai hal yang utama dalam hidupnya, mengalahkan yang lainnya.

§  Boleh kalau kita memiliki keinginan tertentu…ingin A, B, C dll, ingin bahagia, punya uang, materi, harta benda, punya jabatan yang baik, punya pekerjaan yang layak, (siapa sih yang tidak kepingin seperti itu?); namun ketika keinginan itu menguasai kita sehingga kita menjadi orang yang tamak,  melupakan segalanya, itu yang sesungguhnya dapat menjadi bahaya! Itu yang harus dihindari dalam praktik kehidupan kita.  

§  Mengapa demikian? karena semua yang nampak/yang kelihatan secara lahiriah itu tidaklah kekal sifatnya. Hal Ini ternyata diungkapkan dengan tegas oleh Pengkhotbah (bacaan I kita).

§  Pengkhotbah menyatakan bahwa semuanya adalah sia-sia. Hal kesia-siaan memang menjadi tema sentral dalam kitab ini. Dalam kaitan dengan temaa khotbah kita, maka Pengkhotbah menyatakan bahwa semua yang ada di bawah matahari, semuanya sia-sia. Karena baik kekuasaan, jabatan, harta benda, pekerjaan adalah fana sifatnya. Bila nanti seseorang meninggal, maka ia harus meninggalkan segala jerih payahnya bagi orang lain. Tidak bisa dibawa bersama dengan orang yang meninggal tersebut.   

§  Baru-baru ini saya mengikuti penjelasan tentang asuransi salah satu perusahaan swasta di Indonesia. penjelasan: sebuah program asuransi jiwa (kematian). Ada yang besarnya 100 jt, 500 jt, ada pula yang 1 M. Untuk yang masih muda (usia 20 tahun) itu sangat baik . Bisa invest juga. disebutkan bahwa ada keuntungan. Range pembayaran bervariasi ada yang dari 500 rb, namun ada pula hingga 3-4 juta/bulan. Nah, jika di dalam perjalanan ternyata kita meninggal (begitu disebutkan beliau), misalnya baru bayar 5X, nanti akan diberikan sisanya kepada keluarga. Di situ saya berpikir & sdikit brcanda, wah kalau begitu yang nerima hanya keluarga. Orang matinya sudah tidak bisa… karena memang ketika kita meninggal tidak ada harta dunia yang kita bawa! 

§  Tidak/Jangan mengandalkan harta di dunia juga dijelaskan melalui bacaan Injil Tuhan YK menurut Lukas yang telah kita baca dalam Luk 12:13-21.

§  Melalui bacaan Injil ini kita hendak diingatkan agar kita tidak menjadi pribadi seperti orang yang datang kepada Yesus yang mengeluhkan perihal pembagian warisan d.h.i dengan saudaranya (memang à jika berbicara tentang situasi ini à ternyata kurang lebih juga sama dengan kehidupan kita di Indonesia – sering kita dengar ada yang bertengkar karena rebutan warisan  dll).

§  Sdr2, hal membagi warisan memang menjadi sesuatu yang lazim dilakukan dalam budaya dan peraturan Yahudi kala itu. seseorang akan meminta pertolongan kepada ahli-ahli Taurat kalau-kalau terjadi perselisihan mengenai warisan. Namun, sungguh disayangkan bahwa di balik itu, ternyata orang ini muncul sebagai pribadi yang tamak terhadap harta kekayaan. Ia hadir menjadi sosok yang tidak pernah puas, punya keinginan yang berlebihan, tidak terkontrol, tiada habisnya.
§  Realitas juga seringkali berbicara demikian. Manusia tidak pernah puas terhadap apa yang ada padanya. Kita sudah diberikan materi yang berkecukupan tapi kita masih merasa kurang…

§  Contoh sederhananya: sudah diberikan sebuah rumah yang layak, ehh masih merasa kurang…kurang besar…kurang lengkap, kurang karena cuma punya 1 ^^ padahal kondisi ekonomi kita memang untuk sementara ini cukupnya seperti itu; anak muda bahkan juga orang tua..misalnya memiliki HP sarana komunikasi… dulu zamannya masih sms, naik jadi MMS, sekarang kurang puas kalau tidak ada kameranya… sarana chattingnya, fesbuknya.. sampai saya lihat di jalan-jalan, iklan HP menjamur… merk A, B, harga sekian… fiturnya 1,2,3, dll..dijelaskan…. belum lagi ketidakpuasan kita misalnya pada pekerjaan kita, kerjaan sepertinya begini-begini saja, gaji tidak naik, kerjaan tambah banyak, kedudukan tidak tinggi, yang terjadi: kita kemudian mengeluh, tidak melakukan yang terbaik… dlsb. Inilah persoalan yang seringkali muncul.  

§  Sehingga melalui perikop ini dengan jelas dituliskan bahwa yang Yesus lakukan adalah: memperingatkan! Memperingatkan agar orang tersebut berjaga-jaga dan waspada terhadap bahaya ketamakan. Yesus kemudian menggunakan perumpamaan tentang orang yang tamak terhadap kekayaannya. Bagaimana orang tersebut hanya memikirkan dirinya sendiri (egonya muncul), sehingga lupa pada yang lain. Ia mengira bahwa dengan mengumpulkan harta yang banyak, ia akan mendapat ketenangan hidup, kebahagiaan. Ia lupa bahwa harta kekayaannya itu sifatnya hanya sementara, tidak kekal. Jika manusia itu mati, maka hartanya itu tidak dapat dibawa bersamanya. Ini seperti apa yang diungkapkan oleh pengkhotbah!

§  Kalau demikian, lalu apa yang harus kita lakukan? Terkait dengan tema khotbah hari ini kita mau belajar dari Rasul Paulus dalam Suratnya kepada jemaat di Kolose yaitu Kolose 3:1-11. Melalui Surat Kolose pasal 3, Paulus mengingatkan kita bahwa sebagai pengikut Kristus, maka bukan harta, kekayaan, jabatan, kekuasaan, dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya yang menjadi andalan / yang utama bagi kita, namun justru kita harus senantiasa menjadikan Kristus sebagai yang terutama dalam kehidupan kita.
§  Jika kita menjadikan Kristus yang utama dalam kehidupan kita, maka ada dua hal utama yang kita lakukan dalam hidup kita:

1)   Hidup tidak berorientasi pada hal-hal yang bersifat dunia (duniawi), contohnya apa? Sangat banyak à ayat ke-5 hingga 9: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, kemarahan, kegeraman, kejahatan, fitnah, dan hal-hal negatif lainnya.

2)      Yang kita lakukan: mengenakan manusia baru sebagai tindak lanjut proses pembaharuan yang kita alami dan lakoni. Jika seseorang menjadi milik Kristus, maka ia pun harus mengalami perubahan total, dalam kepribadiannya. Bersedia menanggalkan manusia lama, dan mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui dari kurang baik menjadi lebih baik, dari yang sudah baik menjadi semakin baik. Manusia baru yang benar-benar menjadikan Kristus sebagai andalan hidupnya. Andalan yang utama.  

Penutup
Saudara…dunia di mana kita tinggal dan menetap saat ini sarat dengan begitu banyak godaan. Namun sikap apa yang kita pilih? Tetap menjadikan Yesus sebagai andalan / yang terutama bagi kita? atau sebaliknya kita jatuh pada hal-hal yang bersifat dunia tersebut? 

Hanya kita, saudara dan saya yang mampu menjawab pertanyaan ini secara pribadi.



Tuhan Yesus Memberkati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar