KHOTBAH EKSPOSITORIS
(Yohanes 3:1-18)
Ada sebuah ungkapan atau mungkin dapat disebut dengan slogan, yang berbunyi demikian: “No Salvation Outside The Church”. Secara harfiah, slogan ini berarti bahwa tidak ada keselamatan di luar gereja. Wow...ini sepertinya menjadi sebuah slogan yang dapat dikatakan cukup keras, atau dalam bahasa teologisnya “eksklusif”, bukan?
Pertanyaannya adalah apakah memang demikian yang terjadi? Apakah memang keselamatan hanya ada di dalam gereja? Saudara-saudara......tentu saja, sebagai seorang Kristen kita meyakini dengan iman kita bahwa keselamatan ada dalam diri dan pribadi Yesus Kristus, Juruselamat kita. Namun, hal penting lain yang juga tidak dapat dikesampingkan begitu saja adalah kita pun pada dasarnya diajak untuk terus menghargai pemahaman yang dianut oleh keyakinan atau agama lain tentang keselamatan dalam kepercayaan mereka masing-masing.
Saudara-saudara.... jikalau kita hendak berbicara tentang keselamatan, memang ini menjadi sebuah hal penting dan juga menarik untuk sama-sama kita perhatikan dan gumuli dalam hidup kita.
Demikian pula pembacaan Firman Tuhan pada hari ini. Secara keseluruhan apa yang dituliskan dalam Yohanes 3:1-18 pada kenyataannya hendak berbicara tentang sebuah persoalan penting yang dipercakapkan antara Nikodemus dan Yesus, yaitu tentang keselamatan.
Nikodemus. Alkitab menyebutkan bahwa ia adalah seorang Farisi, seorang pemimpin agama Yahudi yang tentu saja sangat berpegang pada hukum Taurat. Kendati demikian, Nikodemus ternyata merupakan seseorang yang mengagumi Yesus, terutama karena mujizat-mujizat yang dilakukan oleh-Nya (ayat 1-2).
Melanjutkan apa yang dipercakapkan antara Nikodemus dan Yesus dalam kaitannya dengan hal keselamatan, sebagai seorang Farisi, Nikodemus meyakini bahwa manusia dapat selamat karena satu hal yaitu melaksanakan hukum Taurat. Pemahaman dan pola pikir ini jelas sangat berbeda dengan apa yang ditegaskan oleh Yesus. Ayat 3 dalam Firman Tuhan hari ini menuliskan:
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Ini berarti bahwa hal terpenting untuk seseorang agar dapat meraih keselamatan itu (Kerajaan Allah) adalah dengan sebuah peristiwa yang Yesus sebut dengan kelahiran kembali.
Lalu pertanyaan yang muncul adalah apa dan bagaimana peristiwa yang disebut dengan “kelahiran kembali” tersebut?
Saudara-saudara....ungkapan dilahirkan kembali yang dimaksud dalam hal ini berasal dari istilah Yunani anothen yang memiliki 3 arti utama, yaitu:
v Kembali ke keadaan semula atau keadaan awal, sehingga ada pembaharuan radikal.
v Sesuatu yang terjadi lagi atau terjadi kedua kalinya
v Sesuatu yang terjadi “dari atas”
Ketiganya akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Makna pertama dan kedua berarti terjadi sebuah perubahan dalam hidup seseorang, dan ini semua dapat dilakukan dengan baik karena makna yang ketiga yang berarti bahwa peristiwa dilahirkan kembali terjadi karena merupakan hasil kerja Roh Kudus. Semuanya berasal dari Allah sendiri (dari atas), bukan dari manusia. Inilah hal penting yang menjadi penekanan utama penjelasan Yesus kepada Nikodemus.
Tidak berhenti hingga di sini, ayat ke-9 pun segera melanjutkan apa yang dijelaskan oleh Yesus. Dalam ayat ini, Nikodemus kembali menanyakan bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi? Ketika menanyakan hal ini, tentulah Nikodemus berkata jujur (pemikiran manusia biasa atau alami).
Apa yang dilakukan Yesus? Yesus segera menanggapi pertanyaan Nikodemus ini dengan menyatakan bahwa hal itu sangat dimungkinkan terjadi. Yesus menggunakan kisah dalam Bilangan 21:9, yaitu tentang peristiwa yang dialami oleh Bangsa Israel ketika mereka bersungut-sungut terhadap Allah karena apa yang mereka alami, sebagai usaha untuk menjelaskan pertanyaan Nikodemus. Saat itu Allah mengirimkan ular-ular berbisa di tengah-tengah mereka, dan ular itu menggigit mereka. Akibatnya, ada sebagian di antara mereka yang mati karena ular berbisa itu, sementara sebagian yang lain menderita parah karena gigitan ular itu.
Selanjutnya, Musa menaikkan ular tembaga itu di atas tiang, dan bagi setiap orang yang dipagut ular dan memandang kepada ular tembaga itu tidak akan mati. Apa yang terjadi saat itu? Bangsa Israel pun mengakui dosa dan pelanggaran mereka dan mereka memandang ular tembaga tersebut. Pemaparan kisah yang dialami oleh Bangsa Israel ini menjadi sebuah penjelasan bagaimana hal itu dapat terjadi karena iman percaya mereka kepada Allah. Karena iman, mereka akhirnya beroleh keselamatan itu.
Menarik saudara, bahwa melalui penggambaran ini Yesus kemudian melanjutkan jawabannya itu dengan menekankan bahwa keselamatan yang terjadi pada setiap manusia pun hanya terjadi bila manusia memiliki iman percaya kepada Allah. Allah mengasihi manusia, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang Tunggal, wafat di kayu salib, agar setiap orang tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Ini semua dapat terjadi bila manusia memiliki keteguhan iman tersebut kepada Allah.
Saudara-saudara terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus..........................................
Setelah kita mengetahui secara mendalam apa yang ada dalam Firman Tuhan ini, maka pertanyaannya adalah: lalu apa pesan Firman Tuhan kepada kita?
Sekurang-kurangnya saya mencatat beberapa hal penting sehubungan dengan hal ini:
1. Keselamatan yang ada dan terjadi dalam hidup kita adalah anugerah Allah semata. Ini tentu sangat relevan dengan semboyan para tokoh reformator (Martin Luther, dkk) yang berbunyi: Sola Gratia. Keselamatan itu bukanlah diperoleh melalui usaha kita manusia, namun sekali lagi saya tegaskan bahwa ini adalah karunia dari Allah.
2. Berkaitan dengan point yang pertama, anugerah itu tentu menuntut adanya respons atau tindakan kita secara pribadi. Anugerah keselamatan itu akan dapat bekerja dalam hidup kita tatkala kita menyatakan kesediaan kita untuk menyambutnya.
3. Hal terakhir yang juga penting dan merupakan kelanjutan point yang kedua adalah respons atau tindakan itu akan berarti, bila kita menyambutnya dengan iman percaya kita kepada-Nya. Beriman itulah yang akan memampukan kita untuk mengalami sebuah pembaharuan hidup (atau kalau meminjam apa yang dituliskan oleh Firman Tuhan hari ini disebutkan “peristiwa kelahiran kembali”), hidup yang dibaharui terus-menerus. Ini semua akan terjadi dengan adanya bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang akan menuntun dan membimbing kita untuk melakukan Firman Tuhan dalam hidup kita setiap hari.
Pergumulannya adalah:
Apakah kita meyakini itu saudara?
Apakah kita bersedia untuk mengalami pembaharuan hidup itu dalam kehidupan yang kita jalani...?
Tentu, hanya diri kita secara pribadi yang mampu untuk menjawabnya...
Tuhan Yesus Memberkati kita sekalian
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar