Senin, 23 Agustus 2010

Dipersatukan untuk melayani

Refleksi ‘kamis putih’
GKI PeRumaHan CiTra I
01 April 2010
Dipersatukan untuk Melayani

§  DOA PELAYANAN FIRMAN 
§  PEMBACAAN ALKITAB                                                          
Bacaan Injil Tuhan Yesus Kristus dalam ibadah Kamis Putih ini diambil dari Injil Yohanes 13:1-17, 31b-35. Demikianlah Injil Yesus Kristus. Berbahagialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya. HOSIANA!
 

-Renungan-

§  Seorang pelatih NBA yang sangat berhasil yang bernama Pat Riley, pernah menulis sebuah artikel menarik berjudul “bahaya dari diriku“. Dalam tulisannya tersebut Ia mengatakan kurang lebih demikian:
Hal tersulit dari satu individual saat mereka menjadi bagian di dalam satu tim adalah kerelaan dan kemauan untuk berkorban”. Yang kerapkali terjadi adalah sangat mudah untuk menjadi egois saat seseorang berada dalam satu tim. Sangatlah sulit untuk menonaktifkan pertahanan kita dan berkata, “inilah diriku, saya akan membuka diriku dan memberikannya untukmu.“
begitu penuturan seorang Pat Riley, pelatih NBA yang ternama itu.
§  Saudara, memang….dalam segala keberadaan kita, ini yang ideal dan seharusnya kita lakukan. Menyatakan bahwa inilah diriku, saya akan membuka diriku dan memberikannya untukmu dan saya bersedia melayanimu dengan segala keberadaan saya…..ini seharusnya! Ini yang sepatutnya terjadi… =)
§  Namun sungguh disayangkan saudara, kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Kemauan untuk berkorban adalah sebuah paradoks yang besar (sebuah hal yang sifatnya bertentangan) yang kerapkali ditemukan dalam kehidupan kita. Melayani orang lain bisa jadi merupakan hal yang sangat sulit. Mengeluarkan energi dan materi kita untuk orang lain bisa jadi sangat meletihkan, melelahkan… menjadi beban pikiran kita …. Bahkan mungkin dapat menimbulkan pertanyaan ‘untuk apa’ kita melayani…. Itu tak ubahnya seperti hamba …atau kemudian lebih dalam lagi kita bertanya apa ‘untungnya bagiku’ kalau aku harus melayani? Ada banyak hal yang mewarnai pikiran kita tatkala kita diperhadapkan pada kesediaan untuk melayani… dan untuk berkorban… memberikan diri kita melakukan hal yang sesungguhnya dapat kita lakukan! Sulit saudara-saudara…. Tidak mudah…. !!!!
§  Namun pada refleksi Firman hari ini dari Injil Yohanes yang telah kita baca, saya ingin mengajak kita sekalian saudara dan saya untuk kita berkaca pada sosok Yesus Kristus, Tuhan kita, khususnya ketika Ia melakukan tindakan yang begitu luar biasa yaitu melayani murid-murid-Nya. Yesus melayani!!!! Apa yang dilakukan Yesus? Penulis Yohanes secara spesifik menuliskan bahwa Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. Saat tidak ada pelayan yang seharusnya membasuh kaki mereka, Yesus mengambil peran itu. Sang Tuan menjadi seorang Hamba. Yang Terbesar dan yang tertinggi menjadi yang terkecil dan terendah.
§  Jadi, memang ada suatu kebiasaan sesuai adat Yahudi kala itu, bahwa tamu yang datang (ketika itu para pejalan kaki) akan disambut dengan ritual pembasuhan kaki terlebih dahulu yang umumnya dilakukan oleh budak/hamba atau setara dengan pelayan. Pembasuhan kaki ini menjadi tradisi Yahudi yang menunjukkan keterbukaan sang tuan rumah untuk menerima tamunya dengan menawarkan air kepada mereka yang mau membasuh kakinya.

§  Tetapi apa yang terjadi yang dituliskan oleh perikop kita? sungguh mencengangkan bahwa tugas budak itulah yang justru dilakukan oleh Yesus. (1) Yesus menanggalkan jubah-Nya à menanggalkan jubah hendak menegaskan bahwa Yesus tidak merasa terhina dengan pekerjaan yang dilakukan-Nya saat itu. Justru Ia sudah benar-benar bertekad dan betul-betul mempersiapkan diri-Nya untuk melakukan hal itu “Ia menanggalkan jubah-Nya”! dan selanjutnya Firman Tuhan menuliskan (2) ia mengambil sehelai kain untuk menyeka kaki murid-murid-Nya. Suatu tindakan yang segera mengundang reaksi, antara lain dari Simon Petrus. Ia tidak setuju dengan perbuatan ini. Petrus terhenyak.. di tengah keterkejutannya, barangkali terlintas dalam pikiran Petrus bahwa Yesus melakukan sesuatu yang keliru…salah…

§  Bayangkan saja, misalnya Presiden SBY, atau yang sedang ramai dibicarakan Obama (yang katanya akan datang ke Indonesia, meskipun diundur/ditunda kedatangannya), menjelang suatu jamuan makan kenegaraan dengan para menteri/anggota kabinet, bahkan dengan para tamu….tiba-tiba sang Kepala Negara itu bertindak sebagai seorang pelayan yang menawarkan gelas minum, satu persatu kepada semua anggota Kabinet dan para tamu/undangan yang hadir. Atau barangkali sang Presiden mengambil alih tugas pelayan istana dan membagi-bagi makanan kepada para pembantunya yang notabene tentu saja lebih rendah darinya…. bahkan lebih dari itu kita tidak dapat membayangkan jika kepala negara ini tiba-tiba datang ke arah kita kemudian membasuh/mencuci kaki kita.

§  Kalau ini yang terjadi, saya dan kita semua pasti yakin bahwa seluruh Indonesia akan gempar apalagi bila tindakan seperti ini kemudian dimuat dipers atau diliput oleh media cetak dan elektronik. Tentu akan menjadi headline news….

§  Saudara….memang, ini hanyalah sebuah pengandaian…. Bukan kenyataan…. Namun saya hendak mengajak kita membayangkan ketika kita berada pada zaman Yesus kala itu… Jika hal seperti yang tadi saya ceritakan itu yang terjadi, maka kita akan melihat bahwa hal itu sungguh tidak biasa…. Yesus seperti yang digambarkan oleh penginjil Yohanes justru melakukan fungsi sebagai seorang budak yang membersihkan kaki murid-murid-Nya. Ia memegang kaki murid-murid-Nya, bagian yang dipandang rendah, bagian tubuh yang selalu membawa kotoran, tetapi bagian itulah yang dipegang dan dibersihkan oleh Yesus, dicuci dan kemudian dilap atau dikeringkan.

§  Tentu kita sepakat menyebut tindakan Yesus sebagai sebuah tindakan yang sangat luar biasa!!! Tindakan melayani…. Apa yang Yesus lakukan menjadi sebuah hal penting//proses pembelajaran bagi kita, bagaimana Sang Kristus bersedia…bahkan dengan kerelaan-Nya Ia merendahkan diri-Nya dan membersihkan kaki murid-murid-Nya. Kristus dengan segala kehormatan rela merendahkan diri dan melayani bagian yang dianggap kotor dari tubuh manusia.

§  Umat Tuhan, siapapun kita, apapun yang menjadi peran dan kehormatan kita, entahkah kita sebagai seorang pemimpin masyarakat, seorang direktur utama sebuah perusahaan, manager, seorang kepala kantor pemerintahan, seorang guru, dokter, insinyur, bahkan juga seorang pemimpin agama (pendeta), aktivis gereja, atau siapa saja termasuk kita sebagai kepala keluarga, bagian dari keluarga kita masing-masing, maka pertanyaannya adalah:

ü  apakah kita sanggup mengambil langkah merendahkan diri dan melakukan tindakan pelayanan seperti yang Yesus lakukan?
ü  Apakah kita bersedia menanggalkan jubah kehormatan kita, turun dan melayani sesama kita, apalagi melayani, menyentuh dan berurusan dengan hal yang dipandang hina yang kurang pantas dengan status kita?

§  Tidak dapat dipungkiri bahwa kecenderungan yang terjadi bahkan menjadi suatu yang alamiah bahwa seseorang memiliki keinginan yang sebaliknya…lebih suka dilayani daripada melayani…. Untuk apa? Ngapain? Apa untungnya? Kalau ada yang lain mengapa harus aku? Mungkin itulah pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran kita….tatkala diperhadapkan pada pertanyaan reflektif tersebut….

§  Namun…. Marilah kita berefleksi dari Yesus, Yesus seperti digambarkan oleh penulis Injil Yohanes ini bersedia melakukan suatu demonstrasi kerendahan dengan tindakan nyata/konkret. Apa dasar utama Ia melakukan itu? Jelas dasarnya hanya satu Ia bersedia melakukan itu karena kasih-Nya yang sedemikian besar dan tak terhingga bagi kita. Peristiwa pembasuhan kaki yang Yesus lakukan dan teladanka hendak menunjukkan bahwa kasih Allah nyata dan dapat dirasakan. Apa yang diperbuat Yesus hendak membuat mata setiap manusia terbuka dan melihat karya Allah yang berwujud, bukan hanya terkonsep dalam angan atau teori semata.

§  Ia memberikan contoh dan teladan nyata kepada murid-murid-Nya…Yohanes 13:…. Mengatakan dengan sangat tegas : “…jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan gurumu, maka kamu wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberi suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu…. Yesus memberikan teladan agar kemudian murid-murid-Nya pun dapat melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan Yesus… Agar selanjutnya murid-murid Yesus bersedia untuk saling bersekutu dan saling melayani satu dengan yang lain didasarkan oleh kasih.

§  Saling mengasihi…ini juga yang kemudian menjadi perintah selanjutnya yang Yesus berikan kepada para murid…(Yoh 13:34) Kasih yang tidak biasa… mengapa karena kasih yang Yesus ajarkan memiliki kualitas yang begitu luar biasa…kasih yang di dalamnya ada kerelaan untuk berkorban… kasih yang mau saling melayani, bukan hanya dilayani…. Memulai dari diri sendiri (kasih dengan inisiatif)… kasih yang tulus, tidak mengharapkan timbal balik… mungkin jika diperhadapkan pada kita, kecenderungan yang terjadi adalah : saya mau mengasihi, supaya…. Agar……. (ada tujuan/alasan di balik itu)… tentu ini menjadi sebuah perenungan dan refleksi kita saat ini.

§  Saudaraku….hari ini…dalam ibadah Kamis Putih yang kita laksanakan kita menikmati sebuah kesatuan dalam tubuh Kristus melalui perjamuan makan bersama….

§  Makan bersama adalah suatu simbol yang menandakan bahwa kita sama, setara satu dengan yang lain… tidak ada yang paling unggul…lebih unggul...karena kita sama di hadapan Tuhan…

§  Setelah itu, kita pun akan belajar meneladani Kristus dalam pembasuhan kaki…. Saling membasuh kaki… sebagai sebuah tanda…simbol bahwa kita mau dan bersedia saling melayani antara satu dengan yang lainnya

§  Selamat melayani… Selamat merenungkan dan merefleksikan kasih Kristus dalam kehidupan kita…kehidupan saudara dan saya….






Tuhan Yesus Memberkati
AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar