Persekutuan Doa Wilayah Selasa, 1 November
2011
“Mengapa Harus Memaksa Tuhan?”
(Matius 6:7-8)
Persiapan
(saat teduh pribadi-dapat diiringi instrument musik dari pemusik)
Pengantar :
Selamat
malam umat yang dikasihi Tuhan, waktu bergulir begitu cepat hingga tak terasa
hari ini kita memasuki Bulan November 2011. Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh
karena kasih setia-Nya kita dapat berkumpul kembali untuk mengikuti Persekutuan
Doa Wilayah hari ini. Untuk memulai persekutuan malam ini, marilah kita memuji
Tuhan dari PKJ 242:1-2 “Seindah Siang
Disinari Terang”.
Doa Pembukaan (dipp. oleh pemimpin PDW)
Tema
kita hari ini, “Mengapa harus Memaksa Tuhan?” Tanpa disadari, dalam doa yang
kita panjatkan kita pernah bahkan kerapkali “memaksa Tuhan”, terutama ketika apa
yang kita harapkan tidak terpenuhi. Melalui PDW malam ini, kita diingatkan
pentingnya memiliki keyakinan dan pengharapan bahwa Tuhan akan senantiasa
memberikan yang terbaik, karena Ia mengetahui apa yang kita butuhkan. Marilah
kita nyanyikan KJ 460:1-2 “Jika Jiwaku
Berdoa”, kita hayati setiap syair dalam lagu ini.
Doa sebelum Firman Tuhan
Bapa yang rahmani,
dalam kegelapan jasmani mata kami tidak bisa melihat.
Dalam kegelapan rohani,
hati kami tidak bisa melihat.
Akibatnya, hati tidak
melihat faedah Firman-Mu,
sehingga kami
membacanya tanpa minat
Atau berminat namun tak
melihat manfaat
Terangilah hati kami
dengan Roh-Mu
Supaya kami membaca
Firman dengan teliti dan memahami
Lalu melaksanakan Firman
Tuhan dalam hidup kami hari lepas hari,
Karena firman-Mu adalah
pelita bagi kaki, dan terang bagi jalan kami.
Inilah doa kami yang
kami panjatkan di dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus,
Sang Jurus’lamat yang
hidup, kami telah berdoa,
AMIN
Pembacaan Firman Tuhan Matius 6:7-8
Renungan
Kehidupan
umat Kristiani tidak dapat dilepaskan dari doa. Apa arti doa? Doa merupakan
nafas hidup bagi kita. Ibarat nafas, doa adalah sesuatu yang sangat vital,
menjadi bagian yang integral dalam kehidupan orang percaya. Sebuah penelitian
pernah menyatakan bahwa ketika kita menahan nafas di bawah 7 menit kita masih
mampu bertahan. Namun ketika sudah memasuki menit ke 8 dan seterusnya, kita
tidak akan mampu lagi menahan nafas, karena kita membutuhkannya.
Selain menjadi
"nafas hidup, doa juga dimaknai sebagai sarana kita berkomunikasi
kepada-Nya. Dengan berkomunikasi kita bisa mengungkapkan segala hal yang kita
alami, rasakan, gumulkan, karena kita meyakini ada kekuatan dan kelegaan yang
Tuhan anugerahkan bagi kita. Ada sebuah film berjudul “Letters to God”, yang
menceritakan bagaimana seorang anak sanggup berkomunikasi dengan Tuhan melalui
pengalaman dalam hidupnya. Film “Letters to God”
dibuat berdasarkan kisah nyata seorang yang berasal dari Nashville, bernama
Tyler Doughtie. Sejak usia 8 tahun, Tyler mulai bergumul dengan kanker otak di
kepalanya.
Namun ada sebuah hal menarik dalam
kisahnya yang menjadi inspirasi bagi kita semua. Semasa sakit, Tyler menulis
surat kepada Tuhan. Setiap surat dimasukkannya ke dalam amplop, ia bubuhi
perangko secukupnya, dan ia tulis di depan amplop itu- Untuk: Tuhan. Dari: Tyler.
Dalam
isi suratnya, Tyler seperti sedang mencurahkan isi hati kepada sahabat
dekatnya, yang diyakini akan membaca dan membalasnya. Ia menuliskan perasaan,
pikiran, kekuatiran, dan harapannya, dan ini dilakukannya setiap hari, tanpa
jemu. Semakin banyaknya intensitas Tyler menulis surat, ia pun semakin mengenal
dan akrab dengan Tuhan. Ia memiliki komunikasi dengan Tuhan, kendati pergumulan
akan penyakitnya bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi ia yakin bahwa ia
senantiasa ada dalam pemeliharaan dan kasih Tuhan.
Kisah Tyler hendak
menegaskan kembali bahwa doa merupakan sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Namun
yang menjadi pertanyaan adalah apa isi komunikasi tersebut? Kalau boleh jujur, sungguh
amat disayangkan seringkali permohonan demi permohonanlah yang kita minta
kepada Tuhan. Doa kita ibarat “daftar belanjaan”, kita mohon A, B, C dan
seterusnya. Lebih ironis ternyata permohonan itu disertai dengan “paksaan” kita
kepada Tuhan. Kita seolah memaksa agar Tuhan mengabulkan setiap permohonan kita
dengan segera.
Ketika kemudian
kita merasa bahwa permohonan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan (karena kita
menggunakan sudut pandang dan “kehendak kita” sendiri), maka kekecewaan bahkan
amarah kepada Tuhan tidak dapat dibendung lagi. Tak jarang ada pula yang malah
menjadi undur iman setelahnya. Sebagai manusia yang adalah ciptaan-Nya,
kerapkali kita lupa bahwa Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa, yang
memelihara dan memberikan yang terbaik bagi kita menurut waktu, cara, dan kehendak-Nya,
yang terkadang tidak dipahami oleh manusia.
Firman Tuhan
melalui Injil Matius pasal ke-6 memberikan pembelajaran bagi kita akan hal ini.
Mat 6:8 menyatakan sebuah pernyataan yang amat tegas: “…karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta
kepada-Nya”. Ayat ini berbicara tentang adanya JAMINAN bahwa Sang Bapa mengetahui kebutuhan kita pribadi lepas
pribadi, bahkan sebelum kita meminta kepada-Nya. Oleh karenanya kita diajak
untuk memiliki keteguhan/keyakinan iman bahwa Ia pasti memberi yang terbaik
kepada kita. Satu kunci utama yang tidak bisa ditinggalkan adalah “IMAN” kita
kepada Tuhan Yesus Kristus. Salah kaprah jika ada orang yang beranggapan bahwa
dalam doa, yang diutamakan adalah indahnya dan banyaknya kata-kata yang digunakan,
padahal tidak demikian (bnd. ayat ke-7). Iman kepada Tuhanlah yang utama. Iman
berarti mempercayakan diri, berserah penuh, hanya kepada Dia Tuhan Yesus
Kristus. Iman inilah yang kemudian menolong kita untuk terus bersabar dalam
menanti jawaban atas setiap doa yang kita panjatkan.
“Mengapa harus
memaksa Tuhan”, kalau kita yakin dan beriman bahwa Tuhan pasti memberikan yang
terbaik bagi kita indah dan tepat pada waktunya? Inilah refleksi kita malam
ini. Tuhan menolong dan menguatkan kita. AMIN.
Sambutan atas Firman Tuhan PKJ 255 “Firman-Mu Kupegang Selalu”
Sharing (dibatasi 2-3 orang saja)
Pujian pengantar doa syafaat KJ 457:1-3 “Ya Tuhan Tiap Jam”
Doa syafaat
Pokok-pokok doa (dipilih 3 pendoa
syafaat – diselingi refrein lagu “Ya Tuhan Tiap Jam”)
Refrein:
Setiap
jam ya Tuhan
Dikau
Kau kuperlukan
Ku
datang Jurus’lamat berkatilah
-
Berdoa
bagi kehidupan doa setiap umat (refleksi secara pribadi)
-
Berdoa
bagi keluarga : hubungan suami-istri, pendidikan anak-anak, hubungan
orangtua dan anak,
pekerjaan, juga pergaulan anak-anak.
-
Berdoa
bagi gereja : program pelayanan yang dilakukan, berdoa bagi Pdt, Pnt, Badan
Pelayanan, dan
setiap umat
Tuhan yang menjadi bagian dari gereja, berdoa juga bagi Panitia
Pemilihan
Penatua dan Panitia Natal dalam setiap acara yang dipersiapkan.
-
Berdoa
bagi umat yang sakit
-
Berdoa
bagi Bangsa dan Negara Indonesia : Presiden dan pejabat negara lainnya,
kondisi keamanan
dan kerukunan negara, upaya penegakkan hukum,
pemberantasan korupsi, pengentasan kemiskinan.
-
Berdoa bagi
korban bencana alam yang masih ditemui di beberapa daerah.
(Pemimpin PDW menutup
dengan mengajak umat menaikkan Doa Bapa Kami bersama-sama, yang diakhiri dengan
lagu “Bapa T’rima Kasih”).
Persekutuan
Doa Wilayah Selesai
Tuhan
memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar