Senin, 15 April 2013

AIR HIDUP



Tema : Air Sumber Hidup
Bacaan FT: Yohanes 7 : 37 - 44

Tujuan :
1. Sesibuk apapun aktivitas, pemuda/i diingatkan untuk menyediakan waktu untuk "makan" makanan rohani.
2. Pemuda/i memahami untuk tidak lari dari segala ketakutan dan masalah yang sedang dihadapi, tetapi harus mengandalkan Tuhan dengan tetap di jalan Tuhan, dan mengkonsumsi janji-janji Tuhan.
Khotbah

Apa yang membuat rekan-rekan mengalami kepuasan dalam hidup? –diskusi-
Fact : kepuasan adalah yang selalu “dicari dan diharapkan” oleh setiap manusia dalam hidupnya. TIDAK SALAH. Tapi kita perlu waspada.
Persoalan yang seringkali muncul, orang cenderung mencari kepuasan yang bersifat duniawi dan lahiriah.
Kepuasaan juga kebahagiaan seseorang seringkali hanya ditentukan dengan apa yang saya punyai secara materi? bagaimana dengan jabatan saya di kantor?,  seberapa sibuk saya dalam pekerjaan? Apakah saya berhasil dalam karier? Saya dapat pasangan yang seperti apa? Sebanyak siapa? *sekeren eyang subur?* punya istri 8, wow... *ada issue 9* tapi dibantah. 8 yang ketahuan... pemberitaan “dikasih FEROZA” supaya akhirnya jadi istri eyang... *bandingkan status eyang gw”
Itu yang seringkali kita cari. Kepuasan yang sifatnya duniawi/lahiriah, padahal yang lahiriah itu hanya sementara sifatnya.
Kepuasan duniawi memang mudah untuk mendapatkannya tapi hati-hati karena itu takkan pernah membuat orang lega. Ibaratnya : kita meminum air laut, setelah meminumnya kita akan haus lagi. Pernah coba?
Manusia dalam hidupnya ternyata tidak pernah puas kalau hanya dengan kepuasan lahiriah saja tanpa kehidupan rohaniah yang juga diisi. Inilah yang dialami oleh Lee Atwater.
Lee Atwater adalah seorang tokoh politik Amerika Serikat. Ia memimpin kampanye calon presiden George H.W. Bush tahun 1988 sehingga dapat berhasil dan mengepalai Komite Nasional Partai Republik (1988-1991).
Namun, di tengah-tengah semua kegiatannya itu, ia terserang tumor otak yang tidak mungkin dioperasi. Ia meninggal pada usia 40 tahun.
Selama sakitnya, Atwater mulai menyadari bahwa kemakmuran, penghormatan, dan kekuasaan bukanlah nilai-nilai hidup yang tertinggi. Mengakui kekosongan di dalam dirinya, ia lalu mendorong orang lain untuk berkarya mengisi “kekosongan rohaniah dalam masyarakat Amerika”.
Beberapa contoh Alkitab dapat kita bandingkan : kehidupan pribadi Zakheus kepala pemungut cukai yang kaya (Luk.19:1-10 ), Perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus di sumur Yakup(Yoh.4:1-42), Pemuda yang kaya (Mat.19:16 -26), Anak yang hilang dalam perumpamaan Yesus (Luk.15:11-32). Masih banyak contoh lain lagi.
Dengan contoh tersebut dapat bermanfaat bagi kita untuk intropeksi diri,dan menjadi kesimpulan bagi kita bahwa kebutuhan yang utama yang menjadi perjuangan kita adalah tidak hanya kepuasan jasmani/yang tampak itu, namun juga hidup rohani yang senantiasa diperlengkapi.
Kehidupan Rohani/kepuasan rohani adalah kebutuhan kita. Ibaratnya air (seperti tema kita Minggu ini), air menjadi kebutuhan yang mestinya dipenuhi. 
Sebuah Penelitian menuliskan jelas bahwa dua per tiga bumi kita berwujud air. Air telah menguasai bumi kita dengan kuantitas volume tinggi yang tersebar di berbagai tempat. Air juga telah menyandera kehidupan seluruh makhluk di bumi.
Dalam hidup manusia (sebagai “makhluk penguasa”) bersama-sama dengan makhluk lainnya membutuhkan air.
Ada satu buku menyatakan bahwa tanpa makanan, manusia dapat bertahan hingga 8 hari. GT mah ngga bisa! J Sementara tanpa air, manusia hanya dapat bertahan hidup hingga 3-5 hari saja. Dehidrasi, dahaga yang berat... akhirnya tidak bisa bertahan hidup.
Keseharian manusia pun tidak dapat dipisahkan dari air. Di kawasan Asia, khususnya Indonesia, air berfungsi untuk mandi, memasak, minum, mencuci baju, olahraga, pembangkit tenaga listrik, bahkan media transportasi.
Tak ada yang dapat memungkiri kenya­ta­an bahwa air merupakan komoditas yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Bayangkan, dunia tanpa air tentu tidak akan ada peradaban dan kemajuan yang dirai­h manusia saat ini. Yang ada hanya kemati­an. Manusia memang tak bisa lepas dari air.
Bahkan, air itu sendiri merupakan bagian terbesar dalam tubuh manusia. Agar sehat, manusia butuh minum 2 liter air sehari. Rata-rata manusia minum se­bany­ak 75.000 liter air sepanjang hidupnya. Itu baru berbicara soal ‘minum’, belum yang lain-lain. Berapa jumlah air yang diperlu­kan untuk kehidupan? Bagaimana dengan kebutuhan total seluruh umat manusia di bumi ini?
Kebutuhan air yang sangat besar me­munculkan banyak persoalan. Kekurangan air di berbagai daerah di seluruh dunia adalah hal yang paling utama. Ya, dengan jumlah penduduk mencapai 7-8 miliar jiwa, ternyata air menjadi semakin su­lit. Mengutip pernyataan Chris Johns dalam Editorial National Geographic Indonesia edisi tahun lalu, hingga tahun 2025, seba­nyak 1,8 miliar orang akan hi­dup di daerah yang langka air.
Dalam edisi ten­tang air “Dunia yang Dahaga” itu, di­ulas pula perjuangan masyarakat di daerah Timur Tengah dan negara-negara Afrika un­tu­k mendapatkan air bersih yang semakin sulit dan – saya memandangnya – sangat menyengsarakan.
IBARAT AIR, maka Hidup dan kepuasan Rohani adalah KEBUTUHAN KITA SMUA.
Pertanyaannya:
Bagaimana dan dimana kita dapat memperolehnya? Firman Tuhan yang kita baca Minggu dengan sangat jelas menyatakan à Hanya Yesus sumber air yang memberi  hidup dan kelegaan bagi kita. Setiap orang yang percaya,yang datang kepada Yesus,mereka akan memperoleh kelegaan dari pada-Nya.( Yoh.7:37-38 dan Mat.11:28).
Latar Belakang Injil Yoh:
Teks ini menuliskan bahwa hari itu adalah puncak perayaan hari raya Pondok Daun.
Pada pesta Pondok Daun umat Israel mengucapkan terimakasih atas hasil kebun (buah-buahan),sambil mengingat pengembaraan di padang gurun,sewaktu mereka tinggal di kemah (pondok) selama empat puluh tahun. 
Pada peristiwa ini, setiap hari selama tujuh hari Iman Besar umumnya akan mengambil air di kolam siloam dengan kendi keemasan kemudian menuangkannya pada mezbah sebagai bagian dari persembahan korban bakaran mereka kepada Tuhan.
Saat air dituangkan seluruh bangsa akan bersorak dan mengelu-elukan nama Tuhan dengan sukacita. Pada waktu itu imam menyanyi ‘maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan’. 
Inilah perayaan mereka yang besar dan juga penyembahan kepada Tuhan yang berlangsung selama tujuh hari.
Hari kedelapan adalah puncak perayaan itu. Pada hari ini juga dilakukan persembahan korban bakaran tetapi tidak disertai dengan nyanyian dan sorak sorai. Sunyi senyap, semua diam tanpa suara, ini hari pertobatan di hadapan Tuhan! Tidak ada lagi penuangan air yang membasahi mezbah pada hari itu.
Yang menarik à pada hari kedelapan itulah Yesus tampil berdiri di dalam Bait Allah dan berseru dengan suara nyaring “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum”.
Penjelasan Ayat 37-38 (fokus)
Dengan jelas :  ketika kita mengalami kehausan /dahaga rohani ; maka apa yang mesti lakukan adalah “MENCARI TUHAN”.  Datang kepada-Nya, minumlah air sumber hidup. Ini tentu tidak dimaknai secara harfiah. Namun hendak mengungkapkan bagaimana kita terus mencari sumber hidup yang sejati yaitu Yesus sendiri.  
Kata "minum" :'pinetô‘ (Yunani), dalam bentuk imperatif masa kini berarti suatu tindakan yang berkesinambungan atau berulang-ulang. Meminum air hidup, menuntut persekutuan terus-menerus dengan sumbernya yaitu Yesus Kristus.
Ketika kita hidup dalam persekutuan dengan-Nya, maka hidup kita akan mengalami sukacita dan terus menghasilkan buah bagi orang di sekitar kita. Bandingkan Yohanes 15.
Ketika kita hidup dalam persekutuan dengan-Nya, maka kita pun siap ketika dalam hidup kita, kita berjumpa dengan pergumulan dan persoalan yang tidak mudah. Kenapa siap? Karena kita punya Allah di dalam Tuhan Yesus Sang Sumber kehidupan yang akan memberikan kekuatan dan kelegaan bagi kita untuk melaluinya. Sungguh indah hidup sebagai anak-anak Tuhan. Asalkan kita teguh beriman dan setia kepadaNya, yakinilah Ia pasti kasih yang terbaik.
Andar Ismail :  Orang beriman bukanlah orang yang tidak suka cemas (siapa di antara kita yang tidak pernah cemas? *rasanya smua dari kita*-uraikan apa saja kecemasan itu), melainkan orang yang dalam kecemasannya bertumpu pada Kristus. Kristus : Sumber pengharapan. Kristus = Air Hidup yang memberikan kelegaan.  
Bertumpu ? Bertumpu berarti mengandalkan Yesus dalam setiap hal. Hal mengandalkan ibarat orang yang belajar berenang.
Saat masih belajar renang dulu, pelatih saya mengajar terlebih dahulu menggunakan pelampung. Dengan mengenakan pelampung badan kita akan tetap di atas permukaan air atau tidak akan tenggelam. Dan, pada saat itu dapat terasa enaknya badan di atas permukaan air.
Demikian pula dalam menjalani kehidupan ini. Kehidupan diibaratkan kolam renang. Kita berupaya dengan berbagai macam cara agar tetap di atas permukaan air. Ada orang yang berupaya dengan sekuat tenaga menggerak-gerakkan tangan kakinya agar tetap di permukaan air. Namun apa yang terjadi?
Justru Anda dan saya semakin kehabisan tenaga bahkan menuju tenggelam. Maka dalam mengarungi “kolam kehidupan” kenakanlah pelampung Iman yang hanya ada dalam diri Kristus. Meskipun Anda dan saya memiliki tenaga superkuat namun memiliki keterbatasan.
Sebaliknya, dengan selalu mengenakan pelampung Iman yaitu keberserahan penuh kepada-Nya bukan tenaga manusia yang menentukan tetapi kepercayaan pada penyelenggaraan Allah saja Anda dan saya dimampukan tetap berada di permukaan air.
Dengan mengenakan pelampung Iman guncangan hidup tidak lagi sebagai penderitaan tetapi sebagai karya penyelamatan Allah bagi kehidupan Anda dan saya. Pelampung Iman memampukan perjalanan hidup makin terasa ringan. Itu = janji Tuhan.
Penerapan :
  1. Di dunia ini (dunia pemuda khususnya) banyak orang yang “haus”. Haus akan air, haus pangkat, haus kedudukan, jabatan, kekuasaan, haus harta,haus kasih sayang, dan seterusnya. Rasa haus tak-ada batasnya dalam kehidupan manusia. Bagi orang yang percaya kita meyakini : senantiasa dipuaskan, disegarkan dengan air hidup yang ada di dalam Yesus kristus yang adalah sumber air hidup.

  1. Kepuasan duniawi tidaklah kekal, oleh sebab itu perjuangan orang Kristen yaitu Kepuasan rohani yang kekal. Mengutamakan kepuasan rohani adalah lebih penting dan berharga dari pada kepuasan lahiriah atau duniawi,sebab kepuasan rohanilah yang menyempurnakan kepuasan duniawi.

  1. Tidak ada yang dapat membuat manusia puas ,kenyang,lega dan damai sejah-tra selain di dalam Kristus Tuhan. Yesus bersabda,”Damai sejahtra Kutinggal –kan bagimu.Damai sejahtraKu Kuberikan kepadamu,dan apa yang kuberikantidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu,” (Yoh.14:27).

  1. Bagi setiap orang yang percaya,dia telah memiliki air hidup. Kepada kita yangmenerima air hidup selayaknyalah kita juga mengalirkannya,agar semakin ba-nyak orang yang merasakan dan di segarkan oleh karena”air hidup”itu. Ini berarti ada ajakan bagi kita untuk bersaksi dan melayani sesama karena kita telah mengalami kasih Allah terlebih dahulu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar