Tema : Air
Sumber Hidup
Bacaan FT:
Yohanes 7 : 37 - 44
Tujuan :
1. Sesibuk apapun aktivitas, pemuda/i
diingatkan untuk menyediakan waktu untuk "makan" makanan rohani.
2. Pemuda/i memahami untuk tidak lari dari
segala ketakutan dan masalah yang sedang dihadapi, tetapi harus mengandalkan
Tuhan dengan tetap di jalan Tuhan, dan mengkonsumsi janji-janji Tuhan.
Khotbah
Apa yang membuat rekan-rekan mengalami kepuasan dalam hidup?
–diskusi-
Fact : kepuasan adalah yang
selalu “dicari dan diharapkan” oleh setiap manusia dalam hidupnya. TIDAK SALAH.
Tapi kita perlu waspada.
Persoalan yang seringkali muncul, orang cenderung mencari kepuasan yang
bersifat duniawi dan lahiriah.
Kepuasaan juga kebahagiaan seseorang seringkali hanya ditentukan dengan apa
yang saya punyai secara materi? bagaimana dengan jabatan saya di kantor?, seberapa sibuk saya dalam pekerjaan? Apakah
saya berhasil dalam karier? Saya dapat pasangan yang seperti apa? Sebanyak
siapa? *sekeren eyang subur?* punya istri 8, wow... *ada issue 9* tapi dibantah.
8 yang ketahuan... pemberitaan “dikasih FEROZA” supaya akhirnya jadi istri
eyang... *bandingkan status eyang gw”
Itu yang
seringkali kita cari. Kepuasan yang sifatnya duniawi/lahiriah, padahal yang
lahiriah itu hanya sementara sifatnya.
Kepuasan
duniawi memang mudah untuk mendapatkannya tapi hati-hati karena itu takkan
pernah membuat orang lega. Ibaratnya : kita meminum air laut, setelah
meminumnya kita akan haus lagi. Pernah coba?
Manusia dalam
hidupnya ternyata tidak pernah puas kalau hanya dengan kepuasan lahiriah saja
tanpa kehidupan rohaniah yang juga diisi. Inilah yang dialami oleh Lee Atwater.
Lee Atwater
adalah seorang tokoh politik Amerika Serikat. Ia memimpin kampanye calon
presiden George H.W. Bush tahun 1988 sehingga dapat berhasil dan mengepalai
Komite Nasional Partai Republik (1988-1991).
Namun, di
tengah-tengah semua kegiatannya itu, ia terserang tumor otak yang tidak mungkin
dioperasi. Ia meninggal pada usia 40 tahun.
Selama
sakitnya, Atwater mulai menyadari bahwa kemakmuran, penghormatan, dan kekuasaan
bukanlah nilai-nilai hidup yang tertinggi. Mengakui kekosongan di dalam
dirinya, ia lalu mendorong orang lain untuk berkarya mengisi “kekosongan
rohaniah dalam masyarakat Amerika”.
Beberapa contoh
Alkitab dapat kita bandingkan : kehidupan pribadi Zakheus kepala pemungut cukai
yang kaya (Luk.19:1-10 ), Perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus di sumur
Yakup(Yoh.4:1-42), Pemuda yang kaya (Mat.19:16 -26), Anak yang hilang dalam
perumpamaan Yesus (Luk.15:11-32). Masih banyak contoh lain lagi.
Dengan contoh
tersebut dapat bermanfaat bagi kita untuk intropeksi diri,dan menjadi
kesimpulan bagi kita bahwa kebutuhan yang utama yang menjadi perjuangan kita
adalah tidak hanya kepuasan jasmani/yang tampak itu, namun juga hidup rohani
yang senantiasa diperlengkapi.
Kehidupan
Rohani/kepuasan rohani adalah kebutuhan kita. Ibaratnya air (seperti tema kita
Minggu ini), air menjadi kebutuhan yang mestinya dipenuhi.
Sebuah Penelitian menuliskan jelas bahwa dua per tiga bumi kita berwujud air. Air telah
menguasai bumi kita dengan kuantitas volume tinggi yang tersebar di berbagai
tempat. Air juga telah menyandera kehidupan seluruh makhluk di bumi.
Dalam hidup manusia
(sebagai “makhluk penguasa”) bersama-sama dengan makhluk lainnya membutuhkan
air.
Ada satu buku
menyatakan bahwa tanpa makanan, manusia dapat bertahan hingga 8 hari. GT mah
ngga bisa! J Sementara tanpa air, manusia hanya dapat bertahan hidup hingga 3-5 hari saja. Dehidrasi,
dahaga yang berat... akhirnya tidak bisa bertahan hidup.
Keseharian
manusia pun tidak dapat dipisahkan dari air. Di kawasan Asia, khususnya
Indonesia, air berfungsi untuk mandi, memasak, minum, mencuci baju, olahraga,
pembangkit tenaga listrik, bahkan media transportasi.
Tak ada yang
dapat memungkiri kenyataan bahwa air merupakan komoditas yang sangat vital
dalam kehidupan manusia. Bayangkan, dunia tanpa air tentu tidak akan ada
peradaban dan kemajuan yang diraih manusia saat ini. Yang ada hanya kematian.
Manusia memang tak bisa lepas dari air.
Bahkan, air itu
sendiri merupakan bagian terbesar dalam tubuh manusia. Agar sehat, manusia
butuh minum 2 liter air sehari. Rata-rata manusia minum sebanyak 75.000 liter
air sepanjang hidupnya. Itu baru berbicara soal ‘minum’, belum yang lain-lain.
Berapa jumlah air yang diperlukan untuk kehidupan? Bagaimana dengan kebutuhan
total seluruh umat manusia di bumi ini?
Kebutuhan air
yang sangat besar memunculkan banyak persoalan. Kekurangan air di berbagai
daerah di seluruh dunia adalah hal yang paling utama. Ya, dengan jumlah
penduduk mencapai 7-8 miliar jiwa, ternyata air menjadi semakin sulit.
Mengutip pernyataan Chris Johns dalam Editorial National Geographic Indonesia
edisi tahun lalu, hingga tahun 2025, sebanyak 1,8 miliar orang akan hidup di
daerah yang langka air.
Dalam edisi tentang
air “Dunia yang Dahaga” itu, diulas pula perjuangan masyarakat di daerah Timur
Tengah dan negara-negara Afrika untuk mendapatkan air bersih yang semakin sulit
dan – saya memandangnya – sangat menyengsarakan.
IBARAT AIR,
maka Hidup dan kepuasan Rohani adalah KEBUTUHAN KITA SMUA.
Pertanyaannya:
Bagaimana dan
dimana kita dapat memperolehnya? Firman Tuhan yang kita baca Minggu dengan
sangat jelas menyatakan à Hanya Yesus sumber air yang memberi hidup dan
kelegaan bagi kita. Setiap orang yang percaya,yang datang kepada Yesus,mereka
akan memperoleh kelegaan dari pada-Nya.( Yoh.7:37-38 dan Mat.11:28).
Latar Belakang Injil
Yoh:
Teks ini menuliskan bahwa hari itu adalah puncak perayaan hari raya Pondok
Daun.
Pada pesta Pondok Daun umat Israel mengucapkan
terimakasih atas hasil kebun (buah-buahan),sambil mengingat pengembaraan di
padang gurun,sewaktu mereka tinggal di kemah (pondok) selama empat puluh
tahun.
Pada peristiwa ini, setiap hari
selama tujuh hari Iman Besar umumnya akan mengambil air di kolam siloam dengan kendi
keemasan kemudian menuangkannya pada mezbah sebagai bagian dari persembahan
korban bakaran mereka kepada Tuhan.
Saat air dituangkan seluruh
bangsa akan bersorak dan mengelu-elukan nama Tuhan dengan sukacita. Pada waktu itu imam menyanyi ‘maka
kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan’.
Inilah perayaan mereka yang
besar dan juga penyembahan kepada Tuhan yang berlangsung selama tujuh hari.
Hari kedelapan adalah puncak
perayaan itu. Pada hari ini juga dilakukan persembahan korban bakaran tetapi
tidak disertai dengan nyanyian dan sorak sorai. Sunyi senyap, semua diam tanpa
suara, ini hari pertobatan di hadapan Tuhan! Tidak ada lagi penuangan air yang
membasahi mezbah pada hari itu.
Yang menarik à pada hari kedelapan itulah Yesus tampil berdiri di
dalam Bait Allah dan berseru dengan suara nyaring “Barangsiapa haus, baiklah ia
datang kepadaKu dan minum”.
Penjelasan Ayat
37-38 (fokus)
Dengan jelas : ketika kita mengalami
kehausan /dahaga rohani ; maka apa yang mesti lakukan adalah “MENCARI
TUHAN”. Datang kepada-Nya, minumlah air
sumber hidup. Ini tentu tidak dimaknai secara harfiah. Namun hendak
mengungkapkan bagaimana kita terus
mencari sumber hidup yang sejati yaitu Yesus sendiri.
Kata "minum" :'pinetô‘ (Yunani), dalam bentuk imperatif
masa kini berarti suatu tindakan yang berkesinambungan atau berulang-ulang. Meminum
air hidup, menuntut persekutuan terus-menerus dengan sumbernya yaitu Yesus Kristus.
Ketika kita hidup dalam persekutuan dengan-Nya, maka hidup kita akan
mengalami sukacita dan terus menghasilkan buah bagi orang di sekitar kita.
Bandingkan Yohanes 15.
Ketika kita hidup dalam persekutuan dengan-Nya, maka kita pun siap ketika
dalam hidup kita, kita berjumpa dengan pergumulan dan persoalan yang tidak
mudah. Kenapa siap? Karena kita punya Allah di dalam Tuhan Yesus Sang Sumber
kehidupan yang akan memberikan kekuatan dan kelegaan bagi kita untuk
melaluinya. Sungguh indah hidup sebagai anak-anak Tuhan. Asalkan kita teguh
beriman dan setia kepadaNya, yakinilah Ia pasti kasih yang terbaik.
Andar Ismail : Orang beriman
bukanlah orang yang tidak suka cemas (siapa di antara kita yang tidak pernah
cemas? *rasanya smua dari kita*-uraikan apa saja kecemasan itu), melainkan
orang yang dalam kecemasannya bertumpu pada Kristus. Kristus : Sumber
pengharapan. Kristus = Air Hidup yang memberikan kelegaan.
Bertumpu ?
Bertumpu berarti mengandalkan Yesus dalam setiap hal. Hal mengandalkan ibarat
orang yang belajar berenang.
Saat masih belajar
renang dulu, pelatih saya mengajar terlebih dahulu menggunakan pelampung.
Dengan mengenakan pelampung badan kita akan tetap di atas permukaan air atau
tidak akan tenggelam. Dan, pada saat itu dapat terasa enaknya badan di atas
permukaan air.
Demikian
pula dalam menjalani kehidupan ini. Kehidupan diibaratkan kolam renang. Kita
berupaya dengan berbagai macam cara agar tetap di atas permukaan air. Ada orang
yang berupaya dengan sekuat tenaga menggerak-gerakkan tangan kakinya agar tetap
di permukaan air. Namun apa yang terjadi?
Justru Anda dan saya semakin kehabisan tenaga bahkan
menuju tenggelam. Maka dalam mengarungi “kolam kehidupan” kenakanlah pelampung
Iman yang hanya ada dalam diri Kristus. Meskipun Anda dan
saya memiliki tenaga superkuat namun memiliki keterbatasan.
Sebaliknya, dengan selalu mengenakan pelampung Iman yaitu keberserahan penuh kepada-Nya bukan tenaga manusia yang menentukan
tetapi kepercayaan pada penyelenggaraan
Allah saja Anda dan saya dimampukan tetap berada di permukaan air.
Dengan mengenakan pelampung Iman guncangan hidup tidak
lagi sebagai penderitaan tetapi sebagai karya penyelamatan Allah bagi kehidupan
Anda dan saya. Pelampung Iman memampukan perjalanan hidup makin terasa
ringan. Itu = janji Tuhan.
Penerapan :
- Di dunia ini (dunia pemuda khususnya) banyak orang yang “haus”. Haus akan air, haus pangkat, haus kedudukan, jabatan, kekuasaan, haus harta,haus kasih sayang, dan seterusnya. Rasa haus tak-ada batasnya dalam kehidupan manusia. Bagi orang yang percaya kita meyakini : senantiasa dipuaskan, disegarkan dengan air hidup yang ada di dalam Yesus kristus yang adalah sumber air hidup.
- Kepuasan duniawi tidaklah kekal, oleh sebab itu perjuangan orang Kristen yaitu Kepuasan rohani yang kekal. Mengutamakan kepuasan rohani adalah lebih penting dan berharga dari pada kepuasan lahiriah atau duniawi,sebab kepuasan rohanilah yang menyempurnakan kepuasan duniawi.
- Tidak ada yang dapat membuat manusia puas ,kenyang,lega dan damai sejah-tra selain di dalam Kristus Tuhan. Yesus bersabda,”Damai sejahtra Kutinggal –kan bagimu.Damai sejahtraKu Kuberikan kepadamu,dan apa yang kuberikantidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu,” (Yoh.14:27).
- Bagi setiap orang yang percaya,dia telah memiliki air hidup. Kepada kita yangmenerima air hidup selayaknyalah kita juga mengalirkannya,agar semakin ba-nyak orang yang merasakan dan di segarkan oleh karena”air hidup”itu. Ini berarti ada ajakan bagi kita untuk bersaksi dan melayani sesama karena kita telah mengalami kasih Allah terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar