Rabu, 04 Mei 2011

Renungan Warta Jemaat 24 April 2011

Renungan Warta Jemaat Minggu, 24 April 2011
Paskah, Kala Allah Berbela Rasa pada Dunia
Enam Minggu Pra-Paskah telah berlalu. Hari ini kita tiba pada peristiwa yang amat penting dan juga menentukan bagi hidup manusia yaitu peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus Kristus atau yang kemudian disebut dengan Paskah (Ibrani: Pesakh, artinya berlalu atau melewati – kerapkali dihubungkan dengan Paskah Yahudi dalam konteks Perjanjian Lama, yaitu peristiwa pembebasan Bangsa Israel dari tanah Mesir). Bagi umat Kristen, Paskah memberikan makna yang amat bernilai, yaitu sebagai puncak karya keselamatan Allah yang dinyatakan melalui Tuhan Yesus Kristus.
Paskah di GKI Perumahan Citra I mengambil tema: “Paskah, Kala Allah Berbela Rasa pada Dunia”.  Tema ini mengajak kita sebagai umat Tuhan untuk menyatakan kasih dan kepedulian kepada dunia, yaitu mereka yang ada di sekitar kita. Melihat situasi yang terjadi akhir-akhir ini, sungguh hati kita begitu miris. Kondisi alam yang bergejolak, anomali cuaca yang ‘ikut merepotkan’ manusia dalam mengantisipasi gejala-gejala alam yang ada, telah mengakibatkan terjadi rentetan bencana alam tidak hanya di Indonesia, namun juga seluruh dunia.
Kondisi inilah yang kemudian menimbulkan begitu banyak pertanyaan dalam benak manusia. Mempertanyakan kehadiran Allah dalam pergumulan manusia. Dalam situasi seperti ini, menjadi tanggungjawab kita untuk bukan saja bergumul dalam begitu banyak pertanyaan, namun berupaya untuk menemukan langkah-langkah bijak dan sesuai dengan kemampuan kita untuk ikut berperan dalam menanggung beban sesama kita. Paskah tahun ini diharapkan menjadi sarana umat untuk melakukan tindakan nyata bagi sesama sebagai wujud belarasa Allah kepada manusia. Peristiwa kesengsaraan, kematian dan kebangkitan Kristus adalah sebuah bentuk konkrit belarasa Allah pada penderitaan manusia. Ia berbela rasa karena Ia mengasihi dan menyatakan kepedulian-Nya kepada kita.
Firman Tuhan yang menjadi bacaan leksionaris pada hari Minggu Paskah ini juga berbicara tentang kepedulian Allah. Bacaan I Kisah Para Rasul 10:34-43 menguraikan tentang kepedulian Allah kepada bangsa-bangsa lain di luar umat-Nya.  Melalui kisah Petrus dan penghayatannya atas panggilan Allah kepadanya, menjadi nyata bahwa keselamatan yang ditujukan bagi bangsa-bangsa sungguh dapat terjadi melalui anugerah dan kasih Allah yang universal, dan itu dinyatakan melalui Yesus Kristus yang mati di kayu salib, dan akhirnya bangkit.
Demikian pula Mazmur yang menjadi antar bacaan yaitu Mazmur 118, dengan jelas menguraikan tentang kepedulian Allah kepada bangsa pilihan-Nya yaitu Bangsa Israel. Melalui karya dan kuasa-Nya, Ia membebaskan Bangsa Israel dari tangan musuh, sehingga mereka beroleh kemenangan. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah Bangsa Israel mengucap syukur dan menyampaikan mazmur kepada Allah, atas kasih setia-Nya yang kekal.
Dalam Injil Yohanes 20:1-18, kepedulian Allah juga nampak melalui peristiwa kebangkitan Yesus yang dinyatakan melalui para murid, di antaranya Petrus, murid lain yang dikasihi Yesus, dan Maria Magdalena. Bacaan Injil dalam Minggu Paskah ini mengisahkan jelas kesedihan yang dialami Maria karena mengira bahwa mayat Yesus telah dicuri oleh orang (ayat 2 mengatakan, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu dimana Ia diletakkan!”).  Tampak sekali bahwa pesan itu menunjukkan sebuah kebingungan, ketakutan atau juga sebuah ketidakmengertian setelah Maria melihat kubur kosong. Respon berikutnya yang dilakukan Maria saat kembali ke kubur kosong, Maria menangis tanpa pengharapan. Ada duka yang sangat mendalam yang dirasakan sehingga saat malaikat maupun Yesus datang menemuinya, hati Maria tetap memandang kubur kosong dengan perasaan duka tanpa pengharapan. Barulah setelah Yesus memanggil namanya, Maria tampak terbangun dari tidur rohaninya sehingga ia tersentak. Perjumpaan spiritualnya dengan Yesus membuat Maria menyadari bahwa Yesus tidak hilang, melainkan ada di dekatnya. Terlukis jelas bahwa melalui peristiwa kebangkitan Yesus yang terjadi pada pagi hari Paskah itulah, ada keselamatan yang disediakan Allah bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.  
Allah telah berbela rasa kepada manusia. Allah yang berbela rasa adalah Allah yang hadir dan dekat dengan manusia, menyatakan kasih serta kepeduliannya bagi kita. Pertanyaannya adalah bagaimana semestinya kita memaknai momentum Paskah, khususnya di tengah situasi dan kondisi yang tengah terjadi saat ini? Tentu saja melalui momentum Paskah tahun 2011 ini, setiap kita dipanggil untuk menjadi berkat, menyatakan bela rasa kepada sesama yang ada di sekitar kita.  Menjadi kerinduan kita agar hidup kita dapat menjadi “kitab terbuka” yang dibaca oleh sesama kita dan setiap pembacanya sungguh melihat kehadiran Yesus yang nyata dalam hidup kita.
Kiranya melalui masa Pra Paskah yang telah berakhir dan masa Paskah yang tengah kita jalani saat ini, menolong kita untuk semakin merefleksikan bela rasa Allah, sehingga sebagai pribadi dan gereja kita pun pada akhirnya mewujudnyatakan bela rasa Allah melalui bela rasa terhadap sesama. AMIN.

Selamat Paskah
Selamat menikmati anugerah Tuhan.
Tuhan memberkati

Pnt. Gloria Tesalonika S.Si (Teol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar